Minggu, 14 Mei 2017

LAPORAN PRAKTIKUM EVALUASI PROYEK ILMU KELAUTAN SEKOLAH TINGGI PERTANIAN KUTAI TIMUR



LAPORAN PRAKTIKUM EVALUASI PROYEK
PRODUKSI DAN PEMASARAN EMPEK-EMPEK
DI KOTA SANGATTA






DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD SYAHRIL
13542411000456







PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
SEKOLAH TINGGI PERTANIAN KUTAI TIMUR
SANGATTA
2016










HALAMAN PENGESAHAN


LAPORAN PRAKTIKUM EVALUASI PROYEK
PRODUKSI DAN PEMASARAN EMPEK-EMPEK
DI KOTA SANGATTA



Disusun Oleh :


MUHAMMAD SYAHRIL
13542411000456













Disetujui oleh,
Dosen Praktikum Evaluasi Proyek







(FAHMAWATI INDAH SARI, S.Pi, MP)
NIDN. 1103038601


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................      ii
DAFTAR ISI.................................................................................................      iii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................      vi
KATA PENGANTAR...................................................................................      vii
BAB I.     PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang.......................................................................      1
1.2     Rumusan Masalah..................................................................      2
1.3     Tujuan Praktikum........................................................................      3
BAB II.   TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Evaluasi Proyek.....................................................      4
2.2 Analisis Finansial Usaha Perikanan.........................................      5
2.3 Aspek – Aspek Studi Kelayakan Investasi..............................      10
2.4 Biaya Tetap dan Biaya Variabel..............................................      13
2.5 Dodol Rumput Laut................................................................      13
BAB III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat..................................................................      17
3.2 Alat dan Bahan........................................................................      17
3.3 Prosedur Kerja.........................................................................      18
3.4 Analisis Data............................................................................      19


BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Umum Lokasi Praktikum..........................................      21
4.2 Deskripsi Usaha Dodol Rumput Laut.....................................      22
4.3 Identitas Responden................................................................      24
4.4 Umur Proyek............................................................................      25
4.5 Biaya Produksi.........................................................................      26
4.6 Analisis Finansial.....................................................................      27
BAB V.   KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan..............................................................................      32
5.2 Saran........................................................................................      33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN











KATA PENGANTAR
          Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas limpahan berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Evaluasi Proyek ini dengan lancar. Penyusunan laporan praktikum ini dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat lulus mata kuliah Evaluasi Proyek, untuk persyaratan nilai akhir mata kuliah Evaluasi Proyek. Penulisan laporan praktikum  ini dapat terlaksana berkat adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1.      Fahmawati Indah Sari, S.Pi, MP selaku Dosen Koordinator Mata Kuliah Evaluasi Proyek Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam penulisan Laporan ini.
2.      Nur Azizah, S,Pi., M.Si, selaku Dosen Mata Kuliah Evaluasi Proyek Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur .
3.      Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga segala amal kebaikan yang telah diberikan tersebut mendapat imbalan dari Allah Yang Maha Esa. Akhir kata semoga laporan praktikum Evaluasi Proyek ini bisa bermanfaat bagi Mahasiswa dan Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Kutai Timur khususnya dan pembaca umumnya.
                                                                   
Sangatta,    Juni  2016

MUHAMMAD SYAHRIL
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki 8 potensi perikanan yang sangat besar, manakala dilihat dari sisi luasnya perairan lautan, letak geografis, wilayah maupun panjang garis pantai. Sebagai negara kepulauan, hampir dua pertiga wilayahnya adalah lautan. Luas lautnya sekitar 3,1 juta km2, yang terdiri  dari perairan laut nusantara 2,8 juta km2, dan perairan laut territorial 0,3 km2. Bila ditambah dengan perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI), maka secara keseluruhan luas perairan laut Indonesia adalah 5,8 juta km2,. Sementara itu, garis pantai yang dimiliki Indonesia mencapai 81.800 km. Garis pantai ini termasuk salah satu garis pantai yang paling panjang di dunia (Kompasiana, 2012).
Kalimantan timur merupakan Provinsi yang memilki pendapatan daerah tertinggi tetapi dari hasil minyak dan batu bara Kabupaten Kutai Timur salah satu Kabupaten yang ada di Kalimantan Timur memilki pendapatan terbesar ketiga  dari hasil batu baranya tetapi di samping itu Kabupaten Kutai Timur juga memiliki potensi kelautan dan perikanan tetapi belum ada pengelolaan yang baik terhadap potensi yang miliki Kutai Timur, potensi yang dapat menghasilkan penghasilan bagi mansyakat dan untuk meningkatnya pendapatan daerah yaitu perikanan tangkap, budidaya ikan. (Kompas 2006). Dari hasil penangkapan ikan tersebut hasil penangkapan dapat diolah menjadi berbagai jenis olahan ikan seperti Empek-empek, ikan kering, ikan bakar dan lain-lain.
Dengan adanya potensi hasil kelautan dan perikan yang dimiliki kabupaten Kutai Timur sampai saat ini serta peluang investasi yang menjanjikan sehingga melatarbelakangi usaha produksi dan pemasaran empek-empek di Kota sangatta apakah usaha ini layak dijalankan dengan analisis finansial menggunakan metode terdiskonto yang terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

1.2 Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah dari kegiatan praktikum evaluasi proyek adalah:
1.      Berapa biaya produksi yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha produksi dan pemasaran empek-empek?
2.      Berapa penerimaan hasil dari usaha produksi dan pemasaran empek-empek?
3.      Berapa nilai kelayakan usaha (analisis finansial) produksi dan pemasaran empek-empek dengan metode terdiskonto yang meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP) ?
4.      Apa saja permasalahan atau kendala yang dihadapi oleh pengusaha empek-empek ?
1.3 Tujuan Praktikum
            Adapun tujuan dari dilaksanakannya kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui biaya produksi yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha produksi dan pemasaran empek-empek
2.      Mengetahui penerimaan atau pendapatan dari usaha produksi dan pemasaran empek-empek
3.      Mengetahui nilai kelayakan usaha (analisis finansial) produksi dan pemasaran empek-empek dengan metode terdiskonto yang meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)
4.      Mengetahui permasalahan atau kendala yang dihadapi oleh pengusaha produksi dan pemasaran empek-empek





















II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1     Pengertian Evaluasi Proyek
            Evaluasi merupakan penilaian dan analisis, apakah pekerjaan atau proyek dapat dilaksanakan (dilanjutkan) atau tidak. Proyek adalah segala kegiatan atau aktivitas yang diharapkan memperoleh keuntungan atau kegunaan  dalam waktu tertentu. Evaluasi proyek adalah kegiatan penilaian dan analisis, apakah suatu kegiatan pekerjaan atau proyek yang dilaksanakan (dilanjutkan)  dapat memperoleh kegunaan atau keuntungan dalam suatu waktu tertentu atau dalam waktu yang direncanakan. Keputusan yang dihasilkan dalam evaluasi proyek adalah sebagai berikut, (Akbar, 2012) :
a.       Menerima atau menolak seluruh proyek tersebut.
b.      Memilih satu atau beberapa proyek yang memungkinkan menghasilkan laba dan sesuai dengan dana yang tersedia.
c.       Memilih skala prioritas, dari beberapa proyek yang layak.
            Manfaat dari proyek adalah sebagai berikut :
1.         Manfaat secara langsung yang diterima sebagai akibat adanya suatu kegiatan proyek, seperti naiknya nilai produksi dan jasa.
2.         Manfaat tidak langsung, dimana manfaat yang timbul sebagai akibat dan bersifat multiplier. Contoh: Pendirian mall, mengakibatkan timbulnya manfaat dari penduduk di sekitar dari adanya mall tersebut.
3.         Manfaat tidak kentara yang timbul karena adanya proyek tersebut dan tidak dapat diukur dengan uang. Seperti pemikiran masyarakat yang sudah maju, sebagai akibat timbulnya pusat bisnis di daerah tersebut.
            Oleh karena itu, bagi pebisnis sangat dimungkinkan untuk melakukan evaluasi proyek bagi setiap pendirian perusahaan atau bisnis. Hal ini dilakukan, agar dapat menilai apakah proyek tersebut sudah layak dilakukan dan sangat menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang, karena bisnis bukan hanya untuk sekarang, tetapi untuk jangka panjang dan ke depan. (Akbar, 2012)
2.2 Analisis Finansial Usaha
            Analisis finansial usaha dilakukan untuk mengukur kinerja usaha dengan menerapkan metode yang dipakai Djamin (1993), Simanjuntak (1997), Sugiyono (2001), yaitu menghitung nilai-nilai NPV (net present value), NB/C (net benefit cost ratio), IRR (internal rate of return), ROI (return of investment), dan PP (payback period). Berikut adalah penjelasan singkat tentang cara penghitungan indikator finansial tersebut:
(1) NPV merupakan selisih antara nilai sekarang dari penerimaan dengan nilai sekarang dari pengeluaran pada tingkat bunga tertentu, yang dinyatakan dengan rumus :
            Nilai bersih sekarang atau net present value (NPV) dari suatu proyek merupakan nilai sekarang (Present value) dari selisih antara benefit (manfaat) dengan Cost (biaya) pada discount rate atau DF tertentu.  Net Present Value (NPV) yaitu menunjukkan kelebihan benefit (manfaat) dibanding dengan cost (biaya).
            Salah satu kekuatan metode NPV sebagai sarana mengevaluasi kelayakan rencana investasi barang modal adalah penggunaan nilai waktu uang untuk menghitung nilai senyatanya cash flow yang diperoleh pada masa yang akan datang.  Dengan demikian akan diperoleh benefitabilitas proyek yang lebih mendekati kenyataan.  Sedangkan kekuatan metode evaluasi proyek ini adalah digunakan suku bunga kredit yang dipinjam investor untuk membiayai proyek sebagai faktor pendiskonto.
Dimana:
Bt             = Benefit (manfaat) pada tahun ke-t
Ct            = Cost (biaya) pada tahun ke-t
n              = Jangka waktu umur proyek (tahun) 
DF atau i = discount Faktor ( bunga yang berlaku)
            Kriteria:
NPV > 0, maka proyek suatu usaha menguntungkan
NPV = 0, maka proyek tidak untung dan tidak rugi
NPV < 0, maka proyek suatu usaha merugikan
(2) NB/C Ratio adalah penilaian yang dilakukan untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan biaya berupa perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang positif dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif, dinyatakan dengan rumus;
            Pertumbuhan Analisis ini merupakan kelanjutan dari analisis NPV.Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio) adalah perbandingan antara jumlah NPV positf dengan jumlah NPV negatif.  Hal ini menunjukkan bahwa besarnya benefit berapa kali besarnya biaya dan investasi untuk memperoleh suatu manfaat.
            Dimana:
NPV (+)    = Total nilai PV of Net Benefit yang berjumlah positif
NPV (-)    = Total nilai PV of Net Benefit yang berjumlah negatif
            Kriteria:
Net B/C > 1, maka usaha layak untuk di lanjutkan.         
Net B/C = 1, maka usaha impas.
Net B/C < 1, maka usaha tidak layak untuk dikembangkan.
(3) IRR adalah tingkat discount (discount rate /interest rate) pada saat NPV = 0. Suatu investasi dapat dikatakan layak apabila IRR lebih besar dari nilai interest rate yang ditentukan, semakin tinggi nilai IRR maka investasi akan semakin layak (feasible). IRR dihitung dengan rumus;
Internal rate of return (IRR) merupakan tingkat diskonto yang menyebabkan NPV investasi sama dengan nol. IRR dapat juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dari suatu usaha, sepanjang setiap benefit bersih diperoleh secara otomatis ditanamkan kembali pada tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan yang sama dan diberi bunga selama sisa umur usaha.
            Sebuah investasi layak jika nilai IRR melebihi tingkat return yang dipersyaratkan. IRR dapat menggambarkan besarnya suku bunga tingkat pengembalian atas modal yang diinvestasikan. Dalam kriteria investasi IRR harus lebih besar dari OCC atau opportunity cost of capital agar rencana atau usulan investasi dapat layak dilaksanakan (Sofyan 2002: 178). Rumus yang digunakan untuk IRR adalah sebagai berikut:
            dimana:
IRR      = Tingkat pengembalian internal.
i           = Bunga diskonto yang menghasilkan NPV positif.
i’           = Bunga diskonto yang menghasilkan NPV negatif.
NPV    = Nilai sekarang yang positif.
NPV’    = Nilai sekarang yang negative.
(4) ROI yaitu untuk mengetahui tingkat pengembalian investasi dari benefit (pendapatan) yang diterima pemilik, dihitung dengan rumus;
3)  Gross Benefit Cost Ratio  (Gross B/C)
            Gross B/C merupakan perbandingan antara Present Value Benefit dengan Present Value Cost. Apabila Gross B/C > 1, proyek layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya Gross B/C < 1, proyek tidak layak untuk dilaksanakan.  Perbedaannya dalam perhitungan Net B/C, biaya tiap tahun dikurangkan dari benefit tiap tahun untuk mengetahui benefit netto yg positif dan negatif. Kemudian jumlah present  value positif dibandingkan dengan jumlah present value yang negatif. (Akbar, 2012)
            Sebaliknya, dalam perhitungan Gross B/C, pembilang adalah jumlah present value arus benefit (bruto) dan penyebut adalah jumlah present value arus biaya (bruto). Semakin besar Gross B/C, semakin besar perbandingan antara benefit dengan biaya.  Artinya proyek relatif semakin layak. Sebaliknya, dalam perhitungan Gross B/C, pembilang adalah jumlah present value arus benefit (bruto) dan penyebut adalah jumlah present value arus biaya (bruto). Semakin besar Gross B/C, semakin besar perbandingan antara benefit dengan biaya. Artinya proyek relatif semakin layak. (Akbar, 2012)
Indikator Gross B/C :
Jika Gross B/C > 1, maka proyek layak (go) utk dilaksanakan
Jika Gross B/C < 1, maka proyek tdk layak (not go) utk dilaksanakan
(5) PP yaitu untuk mengetahui lamanya pengembalian investasi dari benefit (pendapatan) yang diterima, dihitung dengan rumus;
Merupakan jangka waktu /periode yang diperlukan untuk membayar kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu proyek.Indikator Payback Periods :
            Semakin cepat kemampuan proyek mampu mengembalikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi proyek maka proyek semakin baik (satuan waktu).
            Perhitungan payback belum memperhatikan time value of money :
dimana : I = besarnya biaya investasi
Ab = benefit bersih yg diperoleh setiap tahunnya
2.3.  Aspek – Aspek Studi Kelayakan Investasi
2.3.1    Aspek Produksi
            Analisis teknis berkenaan dengan kegiatan produksi dan operasi yang dijalankan. Penilaian kelayakan diukur secara kuantitatif dengan menggunakan kuisioner untuk melihat apakah menurut pelaku usaha kegiatan teknis produksi dan operasi yang dijalankan telah layak secara ekonomi. (Akbar, 2012)
            Menurut Akbar (2012), faktor-faktor yang yang menjadi pertimbangan dalam aspek produksi seperti sebagai berikut: lokasi usaha, fasilitas produksi, bahan baku, tenaga kerja, teknologi, proses produksi, jumlah, jenis dan mutu, produksi optimum, kendala produksi.
2.3.2   Aspek Pasar
            Analisis usaha dapat dilakukan secara kualitatif atau deskriptif kuantitatif untuk mengetahui aspek pasar dan pemasaran. Secara umum, titik tolak dalam alur pikir tersebut adalah penyusunan aspek pemasaran dapat dilakukan setelah pengusaha mempunyai rencana pengembangan bisnis. Pengembangan bisnis dapat diarahkan dalam rangka meningkatkan omset atau volume penjualan dan untuk meningkatkan efisiensi. Peningkatan omset penjualan dapat dicapai melalui pilihan strategi bisnis yaitu, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan differensiasi produk. (Akbar, 2012)
            Setelah ditetapkan strategi bisnis yang akan dikembangkan, selanjutnya dilakukan analisis pasar untuk mengetahui kelayakan aspek pasar. Hasil yang diinginkan adalah sampai seberapa besar potensi dan peluang pasar yang tersedia serta risiko pemasaran apa yang mungkin muncul apabila rencana bisnis tersebut dapat diimplementasikan. Hasil tersebut diharapkan sebagai bahan untuk menyususn target penjualan dan strategi pemasaran yang akan dikembangkan. (Sucipto, 2010)
            Strategi pemasaran meliputi kombinasi antara kebijakan mengenai produk, tempat, harga dan promosi yang disesuaikan dengan kajian risiko pemasaran dan target penjualan yang diinginkan. Potensi dan peluang pasar dapat diketahui melalui kajian pasar yang ada saat ini dan pasar potensial. Pasar efektif saat ini, antara lain dapat diketahui melalui identifikasi mengenai jumlah dan karakteristik pelanggan, volume penjualan yang ada, tingkat dan perkembangan harga, cara pembayaran, tingkat persaingan, kontinuitas penjualan dan permintaan yang belum terpenuhi serta faktor lainnya yang mempengaruhi potensi pasar efektif. (Sucipto, 2010)
            Pada umumnya sumber informasi untuk mengkaji pasar efektif berasal dari data primer (pengusaha dan pihak terkait lainnya). Sedangkan pasar potensial antara lain dapat dikaji melalui data makro permintaan, hambatan pemasaran yang bersifat kebijakan dan non kebijakan seperti monopoli, pangsa pasar dan lain-lain. Pada umumnya sumber informasi untuk mengkaji pasar potensial berasal dari data sekunder dari lembaga terkait. Berikut ini faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam melihat aspek pasar adalah sebagai berikut: permintaan, penawaran dan persaingan pasar, harga, jalur pemasaran, kendala pemasaran, pemilihan pola usaha, market size dan market share, segmentasi, positioning dan targeting. (Sucipto, 2010)
2.3.3  Aspek Finansial
            Dalam aspek finansial ini akan disajikan informasi tentang biaya investasi, modal kerja, cash flow dan biaya operasional yang terdiri dari fixed cost dan variable cost. Sebelum menyusun analisis kelayakan finansial maka perlu dibuat ihktisar biaya investasi. Cashflow merupakan aliran kas dari suatu usaha yang terdiri dari penerimaan usaha (inflow) dan pengeluaran usaha (outflow). Aliran kas disusun untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya (Umar, 2003: 179). Berdasarkan jenis transaksinya menurut Haming dan Basamalah (2003: 67), kas dalam cash flow dibagi menjadi dua macam, yaitu:
·         Arus kas masuk (cash Inflow), yaitu arus kas menurut jenis transaksinya yang mengakibatkan terjadinya arus penerimaan kas. Inflow yang ada pada industri kecil terdiri dari penerimaan penjualan, manfaat tambahan, dan nilai sisa. Ketiga penerimaan tersebut yang paling utama adalah penerimaan penjualan karena penerimaan ini bersifat rutin.
·         Arus kas keluar (cash outflow) adalah arus kas menurut jenis transaksinya yang mengakibatkan terjadinya pengeluaran dana kas. Outflow usaha dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu biaya investasi, biaya tetap, dan biaya tidak tetap (biaya variabel). Kelayakan investasi dapat diukur dari berbagai kriteria, yang dalam hal ini menggunakan; analisis break even point, benefit/cost ratio, payback periods, net present value, profitability index, internal rate of return dan rentabilitas ekonomi.
2.4  Biaya Tetap dan Biaya Variabel
            Biaya tetap adalah biaya yang umumnya selalu konstan, bahkan di masa sulit. Biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan-perubahan dalam aktivitas operasi sampai pada kondisi tertentu, kondisi dimana sesuai dengan kapasitas yang tersedia (Wordpress, 2012)
            Biaya variabel atau juga disebut variable cost adalah biaya yang umumnya berubah-ubah sesuai dengan volume bisnis. Makin besar volume penjualan, makin besar pula biaya yang harus di keluarkan. Contohnya adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dalam pembuatan sebuah produk adalah biaya variable (Wordpress, 2012).
2.5 Empek-empek Palembang
            Pempek adalah salah satu makanan tradisional khas dari Palembang yang populer di Jawa, yang dapat digolongkan sebagai gel ikan. Pempek terbuat dari adonan ikan dan tepung tapioka lalu diuleni menggunakan air es untuk membuat tekstur pempek lebih kenyal lalu direbus, namun proses perebusan menyebabkan pempek mudah berlendir dan tidak tahan lama. Pempek biasanya dibuat dalam jumlah yang banyak mengingat proses pembuatannya yang sangat lama dan pempek yang diproduksi sekaligus dalam jumlah banyak, sehingga penjualan tidak akan habis dalam satu hari. Oleh karena itu agar pempek yang dijual tidak mudah basi pedagang menambahkan bahan tambahan pangan ke dalam pempek.  Salah satu upaya yang dilakukan oleh podusen untuk mengurangi kerugian akibat kerusakan tekstur pempek antara lain berjamur, berlendir, sehingga menimbulkan bentuk, warna, rasa dan bau berubah adalah dengan menambahkan pengawet. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan masa simpan pempek yang lebih panjang dan tidak menutup kemungkinan menambahkan zat kimia boraks sebagai pengawet, karena boraks harganya lebih murah dan boraks juga berfungsi sebagai pengenyal (Winarno.F.G.,1994).


















III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum Evaluasi Proyek ini dilaksanakan pada hari Minggu  tanggal 28 Mei pukul 09.00 – 11.00 WITA di Sangatta Kabupaten Kutai Timur - Kalimantan Timur.
3.2 Alat dan Bahan
No
Alat
Bahan
1.
Alat Tulis
Pengusaha Hasil Perikanan
2.
Kusioner

3.
Alat dokumentasi

4.
Microsoft Excel


3.3 Prosedur Kerja
Praktikum Evaluasi Proyek ini dilakukan dengan cara mengambil dua macam data, yaitu data primer dan data sekunder.
Menurut Yuniar (2012), Data primer didapat dari observasi langsung dan wawancara. Sedangkan data sekunder didapat dari literatur, jurnal, buku, laporan PKL dan laporan skripsi.
a)      Observasi
Observasi dapat disebut juga pengamatan, yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan alat indra yaitu melalui penglihatan, pendengaran, dan pengecap. Dalam praktikum ini observasi dilakukan terhadap berbagai kegiatan yang berkenaan dengan mata kuliah evaluasi proyek.
b)     Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan informasi kepada si peneliti. wawancara merupakan suatu cara mendapatkan data dengan jalan mengajukan pertanyaan kepada pihak-pihak terkait. Wawancara ini dapat digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi.
3.4 Analisis Data
            Analisis yang digunakan dalam menghitung data yang diperoleh di lapangan yaitu metode terdiskonto yang meliputi sebagai berikut :
1. NPV (net present value) merupakan selisih antara nilai sekarang dari penerimaan dengan nilai sekarang dari pengeluaran pada tingkat bunga tertentu, yang dinyatakan dengan rumus :
2. NBCR (Net Benefit Cost Ratio) adalah penilaian yang dilakukan untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan biaya berupa perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang positif dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif, dinyatakan dengan rumus;
3. IRR adalah tingkat discount (discount rate /interest rate) pada saat NPV = 0. Suatu investasi dapat dikatakan layak apabila IRR lebih besar dari nilai interest rate yang ditentukan, semakin tinggi nilai IRR maka investasi akan semakin layak (feasible). IRR dihitung dengan rumus;
4. PP (Payback Period) yaitu untuk mengetahui lamanya pengembalian investasi dari benefit (pendapatan) yang diterima, dihitung dengan rumus;











IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Umum Lokasi Praktikum
Kabupaten Kutai Timur merupakan salah satu kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Kutai berdasarkan UU. No.47 Tahun 1999 yang terletak pada 115° 56’26” BT- 118°58’19”BT & 1°17’1” LS-1°52’39 LU.44 Kabupaten Kutai Timur semula terdiri dari lima kecamatan, kemudian berdasarkan Peraturan Daerah No.16 Tahun 1999, dimekarkan menjadi 11 kecamatan. Selanjutnya pada Tahun 2005, berdasarkan Perda No. 12 Tahun 2005, Kabupaten Kutai Timur dimekarkan lagi menjadi 18 kecamatan.Wilayah Kabupaten Kutai Timur seluas 35.747 km² atau 3.429.260 Ha merupakan 17 persen dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Timur. dan berpenduduk sebanyak 169.564 jiwa (2004) dengan kepadatan 4,74 jiwa/km² dan pertumbuhan penduduk selama 4 tahun terakhir rata-rata 4,08% setiap tahun. Kab.Kutai Timur memiliki garis pantai 240 km2 diukur mulai dari perbatasan bontang sampai ke tanjung mangkaliat, dengan memiliki potensi perikanan ikan tangkap,budidaya,Budidaya Rumput Laut,Teripang . yang tersebar di Kecamatan sangatta selatan, Sangata utara,Bengalon,Kaliorang,Sangkulirang, Teluk Pandan dan Sandaran.
Posisi letak Geografis Kab. Kutai Timur yang menghadap selat makassar dengan panjang Kurang Lebih 240 km2 adalah salah satu Modal atau potensi daerah. Dengan panjang garis pantai seperti ini,potensi kelautan dan perikanan.baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya dapat dikembangkan lebih optimal.
Potensi Sumberdaya Kelautan dan perikanan Kutai Timur yang dapat dikembangkan yaitu :
1.      Pengembangan Penangkapan Ikan-ikan Pelagis besar dan kecil
2.      Pengembangan Penangkapan ikan -ikan demersal.
3.      Pengembangan Budidaya Teripang
4.      Budidaya Rumput laut
5.      Budidaya Kerapu dan kakap 
6.      Pengembangan pariwisata laut dan pantai
7.      Ekowisata pesisir dan laut.
4.2 Deskripsi usaha produksi dan pemasaran empek empek
Sangatta adalah salah satu Kota kecamatan di Kabupaten Kutai Timur, yang merupakan pecahan dari Kabupaten Tenggarong terdahulu. Sangatta merupakan Kota kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak di Kutai Timur, hal ini disebabkan karena Sangatta adalah pusat pemerintahan dan perdagangan di Kutai Timur.
Dengan demikian sangat terbuka peluang investasi untuk perikanan di Kota Sangatta,. Peluang investasi untuk industri rumah tangga yang telah berkembang.Khususnya yang mengolah hasil laut menjadi bahan makanan awetan, seperti: ikan kering dari berbagai jenis ikan laut, cumicumi, ikan teri, empek empek, rumput laut, ampalang khas Bengalon.
Pempek atau Empek-empek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan yang dihaluskan dan sagu, serta beberapa komposisi lain seperti telur, bawang putih halus, penyedap rasa dan garam. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa pempek pusatnya adalah Palembang karena hampir di semua daerah di Sumatera Selatan memproduksinya.
Penyajian pempek ditemani oleh saus berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, udang ebi dan cabe rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Bagi masyarakat asli Palembang, cuko dari dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya pendatang dari luar pulau Sumatera maka saat ini banyak ditemukan cuko dengan rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas
            Ibu marpuah adalah seorang pengusaha empek-empek berasal dari jawa, seiring dengan banyaknya persaingan para pedangang empek-empek ibu marpuah mulai meritis usaha ini secara perlahan dengan modal yang tak seberapa beliau mendirikan usaha ini mulai pada tahun 2011 sampai sekarang usaha ini tergolong usaha yang masih baru modal awal menjalankan usaha ini adalah modal Rp           8,060,500.00  seiring berjalannya waktu usaha ibu marpuah mengalami peningkatan meski bnyaknya persaingan oleh pedagang lain dan sampai akhirnya memiliki 2 (dua) orang karyawan yang beliau pekerjakan untuk membantu dalam pengembangan usaha ini dengan gaji Rp. 700000/bulan dan konsumsi harian sebesar Rp. 10.000 dan bekerja mulai jam 09.00 – 15.00 Wita.
4.3 Identitas Responden
            Hasil wawancara dengan pemilik usaha produksi dan pemasaran empek-empek diketahui bahwa usaha empek emek yang dijalankan bukan satu-satunya usaha yang ada di Kota Sangatta. Adapun data responden yang disajikan sebagai berikut :
1. Umur
            Pengusaha dodol rumput laut berusia 56 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pedagang empek-empek berada dalam kategori kurang produktif namun masih berpotensi dalam mengembangkan usaha yang dijalankan guna peningkatan perekonomian.
2. Pendidikan
            Hasil wawancara diketahui bahwa pendidikan terakhir dari pemilik usaha SD (Sekolah Dasar) walaupun latar belakang pendidikannya hanya SD tetapi ibu Marpuah mempunyai pengalaman yang luas tentang usaha ini serta diiringi semangat hidup untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
3. Suku dan Agama
            Adapun suku dan agama yang dianut oleh pemilik usaha yakni Suku Jawa dan agama yang dianut adalah Agama Islam.
4. Jumlah tanggungan
            Adapun jumlah tanggungan responden yaitu 1 orang yang mana dia adalah anak beliau, tetapi sejak tahun 2013 anaknya sudah berkeluarga dan mulai pada tahun 2013 tidak ada tanggungan lagi
5. Lama Usaha dan Tempat Pemasaran Hasil Produksi
            Hasil wawancara yang dilakukan diketahui bahwa lama usaha pembuatan empek empek ini memasuki 6 tahun. Tempat pemasaran dan penjualan hasil produksi dilakukan di rumah sendiri karena peminat kuliner di sanggatta tergolong tinggi apalagi kuliner seperti empek empek yang memiliki daya Tarik tersendiri dengan rasanya yang khas..
4.4 Umur Proyek
Kadariah (1978), menjelaskan bahwa dalam menentukan panjangnya umur suatu proyek dipergunakan pedoman yaitu suatu periode (jangka waktu) yang kira-kira sama dengan umur teknis dari suatu proyek.
Umur proyek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu umur teknis yang ditetapkan selama lima tahun. Umur teknis ditentukan dari komponen peralatan investasi seperti kompor gas, tabung gas, wajan dan peralatan investasi lain dengan umur teknis 5 tahun yang digunakan pada usaha pembuatan empek empek di Kota Sangatta Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

4.5 Biaya Produksi
            Hasil penelitian yang dilakukan pada usaha produksi dan pemasaran empek empek di Kota Sangatta, diketahui biaya-biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Adapun perincian biaya-biaya tersebut yaitu :
1. Biaya Investasi
            Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan pada awal kegiatan usaha pembuatan dodol rumput laut sebelum usaha tersebut beroperasi. Adapun biaya investasi yang dikeluarkan pada usaha ini yaitu kompor gas, tabung gas, baskom, ember, kulkas, mesin pres dan peralatan investasi lainnya yang berumur teknis antara 1-5 tahun. Jumlah biaya investasi yang dikeluarkan pemilik usaha dodol rumput laut pada awal didirikannya usaha ini yaitu sebesar Rp.  8,060,500.00 . Rincian biaya investasi secara terperinci dapat dilihat pada lampiran 1a.
2. Biaya Operasional dan Pemeliharaan
            Ibrahim (2003), menjelaskan bahwa biaya operasional adalah seluruh biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung. Biaya ini secara rutin dikeluarkan. Sedangkan biaya pemeliharaan merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk perbaikan peralatan-peralatan yang digunakan selama proses produksi. Biaya operasional dan pemeliharaan terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap.
a.       Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlahnya tetap, tidak bertambah atau berkurang meskipun jumlah produk yang dihasilkan mengalami perubahan. Pada usaha pembuatan dodol rumput laut yang ada di Kota Sangatta, biaya tetap hanya terdiri biaya penyusutan karena usaha ini tergolong usaha yang kecil sehingga tidak memerlukan biaya-biaya perawatan, gaji karyawan dan lain sebagainya. Besarnya biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh usaha produksi dan pemasaran empek-empek di di Kota Sangatta sebesar Rp.37,594,000.00 /tahun. Rincian biaya tetap yang dikeluarkan secara terperinci dapat dilihat pada lampiran 1b.
b.      Biaya tidak tetap (variabel cost) adalah biaya yang jumlahnya tidak tetap dan dapat berubah sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan. Pada usaha produksi dan pemasaran empek empek, biaya tidak tetap terdiri dari ikan tangiri, tepung, minyak goring, isi staples, bungkus plastic, isi tabung, bumbu dan timun Besarnya biaya tidak tetap (Variabel cost) yang harus dikeluarkan oleh usaha produksi dan pemasaran empek-empek di di Kota Sangatta yaitu Rp.21,306,000.00/tahun. Rincian biaya tidak tetap (variabel cost) yang dikeluarkan secara terperinci dapat dilihat pada lampiran 1c.
      Total biaya operasional yang dikeluarkan pada usaha produksi dan pemasaran empek-empek di di Kota Sangatta Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur sebesar 61.300.000/tahun. Biaya operasional secara terperinci dapat dilihat pada lampiran 1d.
4.6 Analisis Finansial
            Analisis finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu usaha dari aspek keuangan (finansial). Analisis finansial dalam praktikum ini menggunakan metode kriteria investasi terdiskonto, meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP). Deskripsi masing-masing kriteria investasi yang digunakan dalam analisis finansial usaha produksi dan pemasaran empek-empek di di Kota Sangatta Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur, dijelaskan sebagai berikut:
1.      Net Present Value (NPV)
            Apabila seseorang ingin memulai usaha produksi dan pemasaran empek-empek dengan umur proyek 5 tahun maka keuntungan dan biaya yang akan diperoleh 5 tahun mendatang pada saat umur proyek habis tentunya harus diketahui dan dikonversi kenilai sekarang. Nilai itulah yang disebut sebagai NPV yaitu selisih antara manfaat (benefit) dengan biaya (cost) yang telah dijadikan nilai sekarang. Adapun kriteria kelayakannya adalah sebagai berikut:
a.       Apabila NPV > 0, berarti usaha layak untuk dilaksanakan secara finansial.
b.      Apabila NPV = 0, berarti usaha mengembalikan dana persis sama besar dengan tingkat suku bunganya.
c.       Apabila NPV < 0, berarti usaha tidak layak untuk dilaksanakan secara finansial.
Hasil perhitungan aktual diperoleh nilai NPV sebesar Rp. 497,100,965 , dengan demikian usaha produksi dan pemasaran empek-empek  di Kota Sangatta secara finansial layak untuk dilaksanakan.
2.      Internal Rate of Return (IRR)
            IRR menunjukkan kemampuan modal untuk memberikan benefit dalam bentuk tingkat diskonto atau dengan kata lain IRR adalah nilai discount rate (tingkat suku bunga) yang membuat NPV dari usaha produksi dan pemasaran empek-empek  di Kota Sangatta sama dengan nol. Kriteria kelayakan untuk IRR adalah sebagai berikut:
a.       Apabila IRR > tingkat suku bunganya (OCC) maka usaha layak untuk dilaksanakan.
b.      Apabila IRR ≤ tingkat suku bunganya (OCC) maka usaha layak untuk dilaksanakan.
Hasil perhitungan aktual menunjukkan bahwa nilai IRR  sebesar 77%, angka tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan tingkat suku bunga bank pada saat penelitian dilakukan (OCC) yaitu 7,5% bahwa modal investasi yang ditanamkan pada usaha ini, akan mampu memberikan keuntungan selama usaha berlangsung yaitu sebesar nilai IRR tersebut, usaha produksi dan pemasaran empek-empek  di Kota Sangatta layak untuk terus dikembangkan dengan tetap berpedoman pada asumsi yang telah di konstruksikan dari kondisi lapangan, yaitu nilai IRR > OCC.
3.      Net Benefit Cost Ratio (NBCR)
            Modal investasi yang telah dikeluarkan pada usaha ini, harus diketahui tingkat produktivitasnya berdasarkan NBCR (net benefit cost ratio). NBCR  merupakan perbandingan antara manfaat bersih dengan biaya bersih yang telah dijadikan nilai sekarang (present value). Kriteria kelayakan untuk NBCR adalah sebagai berikut:
a.       Apabila NBCR > 1, berarti usaha layak untuk dijalankan.
b.      Apabila NBCR < 1, berarti usaha tidak ayak untuk dijalankan.
c.       Apabila NBCR = 1, maka dijalankan atau tidaknya usaha tergantung pada pemilik modal.
Hasil perhitungan aktual menunjukkan NBCR sebesar 73,45 > 1, nilai tersebut mengindikasikan bahwa usaha ini mampu memberikan keuntungan (net benefit) selama usaha berjalan sebesar 3,70 kali dari biaya investasi yang telah dikeluarkan, atau penafsiran lainnya adalah Rp. 1 modal investasi mampu menghasilkan keuntungan (net benefit) sebesar Rp 3,70 selama usaha berlangsung sehingga usaha produksi dan pemasaran empek-empek  di Kota Sangatta layak untuk dijalankan.
4.      Payback Period (PP)
            Payback Period merupakan jangka waktu pengembalian biaya investasi dari keuntungan yang diperoleh. Berdasarkan nilai dari komponen finansial usaha yang terdiri dari biaya investasi, biaya operasional dan benefit diperoleh waktu pengembalian investasi pada usaha produksi dan pemasaran empek-empek  di Kota Sangatta melalui pembiayaan aktual di Kota Sangatta selama 0.82 bulan atau 0.068 tahun. Masa pengembalian yang lebih cepat, akan memberikan peluang kepada pengusaha untuk memperoleh keuntungan semaksimal mungkin. Hasil tersebut menunjukkan bahwa usaha pembuatan dodol rumput laut di Desa Bontang Kuala memang layak dan dapat dikembangkan di masa mendatang.
Rekapitulasi analisis finansial usaha produksi dan pemasaran empek-empek  di Kota Sangatta melalui perhitungan aktual ditampilkan pada tabel di bawah ini.
Hasil Analisis Finansial usaha produksi dan pemasaran empek-empek  di Kota Sangatta
 No
Kriteria Kelayakan
Nilai
(Aktual)
Kondisi
Justifikasi
Kelayakan
1
NPV (Rp)
497,100,965
NPV > 0
Layak
2
IRR (%)
77
IRR > 68% (OCC)
Layak
3
NBCR
73,45
NBCR > 1
Layak
4
PP (tahun)
0.068
PP < Umur Proyek (5 tahun)
Layak
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2016

           

















V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
            Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan laporan praktikum evaluasi proyek ini adalah sebagai berikut :
1.      Biaya produksi yang dikeluarkan oleh ibu Marpuah untuk menjalankan usaha produksi dan pemasaran empek empek yaitu :
·         Biaya investasi : Rp. 8,060,500.00
·         Biaya Operasional : Rp. 61.300.000
2.      Adapun pendapatan yang diterima dari menjalankan usaha produksi dan pemasaran empek empek oleh Ibu Marpuah yaitu Rp. 1.191.666.67 setiap bulan sedangkan per tahunnya adalah  Rp. 14.300.000
3.      Dari perhitungan analisis finansial menunjukkan usaha produksi dan pemasaran empek empek dengan menggunakan metode kriteria investasi terdiskonto yaitu :
a.       NPV sebesar Rp. 497,100,965 menunjukkan  NPV > 0 dan usaha secara finansial layak dilaksanakan
b.      IRR  sebesar 77% menunjukkan IRR > OCC dan usaha  layak untuk terus dikembangkan dengan tetap berpedoman pada asumsi yang telah di konstruksikan dari kondisi lapangan, yaitu nilai IRR > OCC.
c.       NBCR sebesar 73,45 > 1 menunjukkan NBCR > 1 dan usaha layak untuk dijalankan karena nilai tersebut mengindikasikan bahwa usaha ini mampu memberikan keuntungan (net benefit) selama usaha berjalan sebesar 3,70 kali
d.      Biaya operasional dan benefit diperoleh waktu pengembalian investasi pada usaha pembuatan dodol rumput laut melalui pembiayaan aktual di Desa Bontang Kuala selama 16,23 bulan atau 1,35 tahun. Hasil tersebut menunjukkan bahwa usaha pembuatan dodol rumput laut di Desa Bontang Kuala memang layak dan dapat dikembangkan di masa mendatang.
4.      Permasalahan atau kendala yang dialami Ibu marpuah sebagai pengusaha emepek empek yaitu tingginya persaingan dan meningkatnya biaya untuk kebutuhan usaha seiring meningkatnya haraga barang di pasaran dan banyak dipengaruhi oleh isu – isu akan kenaikan BBM( bahan bakar minyak) sehingga ikut berpengaruh naiknya bahan – bahan pembuatan empek-empek.
5.2 Saran
            Adapun saran yang dapat diambil dari penulisan laporan praktikum Evaluasi Proyek ini yaitu untuk dapat menunjang peningkatan usaha dalam memperoleh keuntungan perlunya membenahi manajemen dalam usaha yang dijalankan baik dalam pemilihan tempat usaha yang strategis, penggunaan anggaran belanja sehemat – hematnya, perekrutan karyawan yang terampil, serta  dapat mempromosikan hasil olahannya ke berbagai kota dan jika perlu ke sosial media agar lebih dikenal.





DAFTAR PUSTAKA
Akbar Nasir. 2012. Laporan Evaluasi Proyek. Dalam http://gudangklazhie.blogspot.com/2012/12/laporan-evaluasi-proyek-akbar-nasir.html. Diakses pada tanggal 24 November 2013.

Campbell, J . 2000. Sustainable Coastal Livelihoods Research in the Bay of Benga. Sustainable Coastal Livelihoods Newsletter. Volume 1, Issue I. IMM Ltd. I southern hay West. UK.

Djamin, Zulkarnain. 1993. Perencanaan dan Analisis Proyek. Edisi Kedua. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Gray, C., P. Simanjuntak, L.K. Sabur; P.F.L. Maspaitella dan R.C.G. Varley. 1997. Pengantar Evaluasi Proyek. Edisi Kedua. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sucipto, Agus. 2010. Studi Kelayakan Bisnis (Analisis dan Studi Kasus). Penerbit Uin Maliki Press, Malang.

Wordpress. 2009. Diakses dari situs http://lilis08.wordpress.com/2009/11/13/biaya-variabel-dan-biaya-tetap/. Pada tanggal 24 November 2013.












1 komentar:

  1. Jika Anda memiliki masalah keuangan, sekarang saatnya Anda tersenyum. Anda hanya perlu menghubungi Bpk. Benjamin dengan jumlah yang ingin Anda pinjam dan periode pembayaran yang sesuai untuk Anda dan Anda akan memiliki pinjaman dalam waktu kurang dari 48 jam. Saya hanya mendapat manfaat untuk keenam kalinya pinjaman 700 ribu dolar untuk jangka waktu 180 bulan dengan kemungkinan membayar sebelum tanggal kedaluwarsa. Lakukan kontak dengannya dan Anda akan melihat bahwa dia adalah orang yang sangat jujur dengan hati yang baik. Surelnya adalah lfdsloans@lemeridianfds.com dan nomor telepon WhatApp-nya adalah + 1-989-394-3740

    BalasHapus