LAPORAN PRAKTIKUM
EVALUASI PROYEK
PRODUKSI DAN
PEMASARAN EMPEK-EMPEK
DI KOTA SANGATTA
DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD
SYAHRIL
13542411000456
PROGRAM
STUDI ILMU KELAUTAN
SEKOLAH
TINGGI PERTANIAN KUTAI TIMUR
SANGATTA
2016
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN
PRAKTIKUM EVALUASI PROYEK
PRODUKSI DAN
PEMASARAN EMPEK-EMPEK
DI KOTA SANGATTA
Disusun
Oleh :
MUHAMMAD SYAHRIL
13542411000456
Disetujui oleh,
Dosen Praktikum Evaluasi
Proyek
(FAHMAWATI INDAH
SARI, S.Pi, MP)
NIDN. 1103038601
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN
PENGESAHAN...................................................................... ii
DAFTAR
ISI................................................................................................. iii
DAFTAR
LAMPIRAN................................................................................. vi
KATA
PENGANTAR................................................................................... vii
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang....................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah.................................................................. 2
1.3 Tujuan
Praktikum........................................................................ 3
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Evaluasi Proyek..................................................... 4
2.2
Analisis Finansial Usaha Perikanan......................................... 5
2.3
Aspek –
Aspek Studi Kelayakan Investasi.............................. 10
2.4 Biaya Tetap
dan Biaya Variabel.............................................. 13
2.5 Dodol
Rumput Laut................................................................ 13
BAB III.
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu
dan Tempat.................................................................. 17
3.2
Alat dan Bahan........................................................................ 17
3.3
Prosedur Kerja......................................................................... 18
3.4
Analisis Data............................................................................ 19
BAB
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Keadaan Umum Lokasi Praktikum.......................................... 21
4.2
Deskripsi Usaha Dodol Rumput Laut..................................... 22
4.3
Identitas Responden................................................................ 24
4.4
Umur Proyek............................................................................ 25
4.5
Biaya
Produksi......................................................................... 26
4.6 Analisis
Finansial..................................................................... 27
BAB
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan.............................................................................. 32
5.2
Saran........................................................................................ 33
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas limpahan berkat
dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Evaluasi Proyek ini
dengan lancar. Penyusunan laporan praktikum ini dalam rangka untuk memenuhi
salah satu syarat lulus mata kuliah Evaluasi Proyek, untuk persyaratan nilai
akhir mata kuliah Evaluasi Proyek. Penulisan laporan praktikum ini dapat terlaksana berkat adanya dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak, untuk dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Fahmawati
Indah Sari, S.Pi, MP selaku Dosen Koordinator Mata Kuliah Evaluasi Proyek Sekolah
Tinggi Pertanian Kutai Timur yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam
penulisan Laporan ini.
2. Nur
Azizah, S,Pi., M.Si, selaku Dosen Mata Kuliah Evaluasi Proyek Sekolah Tinggi
Pertanian Kutai Timur .
3. Berbagai
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga segala amal
kebaikan yang telah diberikan tersebut mendapat imbalan dari Allah Yang Maha
Esa. Akhir kata semoga laporan praktikum Evaluasi Proyek ini bisa bermanfaat
bagi Mahasiswa dan Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Kutai Timur
khususnya dan pembaca umumnya.
Sangatta, Juni 2016
MUHAMMAD SYAHRIL
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia memiliki 8 potensi
perikanan yang sangat besar, manakala dilihat dari sisi luasnya perairan
lautan, letak geografis, wilayah maupun panjang garis pantai. Sebagai negara
kepulauan, hampir dua pertiga wilayahnya adalah lautan. Luas lautnya sekitar
3,1 juta km2, yang terdiri
dari perairan laut nusantara 2,8 juta km2, dan perairan laut
territorial 0,3 km2. Bila ditambah dengan perairan Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia (ZEEI), maka secara keseluruhan luas perairan laut
Indonesia adalah 5,8 juta km2,. Sementara itu, garis pantai yang
dimiliki Indonesia mencapai 81.800 km. Garis pantai ini termasuk salah satu
garis pantai yang paling panjang di dunia (Kompasiana,
2012).
Kalimantan timur merupakan Provinsi
yang memilki pendapatan daerah tertinggi tetapi dari hasil minyak dan batu bara
Kabupaten Kutai Timur salah satu Kabupaten yang ada di Kalimantan Timur memilki
pendapatan terbesar ketiga dari hasil
batu baranya tetapi di samping itu Kabupaten Kutai Timur juga memiliki potensi
kelautan dan perikanan tetapi belum ada pengelolaan yang baik terhadap potensi
yang miliki Kutai Timur, potensi yang dapat menghasilkan penghasilan bagi
mansyakat dan untuk meningkatnya pendapatan daerah yaitu perikanan tangkap,
budidaya ikan. (Kompas 2006). Dari hasil penangkapan ikan tersebut hasil
penangkapan dapat diolah menjadi berbagai jenis olahan ikan seperti
Empek-empek, ikan kering, ikan bakar dan lain-lain.
Dengan adanya potensi hasil kelautan
dan perikan yang dimiliki kabupaten Kutai Timur sampai saat ini serta peluang
investasi yang menjanjikan sehingga melatarbelakangi usaha produksi
dan pemasaran empek-empek di Kota sangatta apakah usaha ini layak dijalankan dengan analisis finansial
menggunakan metode terdiskonto yang terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal
Rate of Return (IRR), Net Benefit
Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period
(PP)
1.2
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dari kegiatan praktikum evaluasi proyek adalah:
1. Berapa
biaya produksi yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha produksi dan pemasaran
empek-empek?
2. Berapa
penerimaan hasil dari usaha produksi dan pemasaran empek-empek?
3. Berapa
nilai kelayakan usaha (analisis finansial) produksi dan pemasaran empek-empek
dengan metode terdiskonto yang meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net
Benefit Cost Ratio (NBCR) dan Payback
Period (PP) ?
4. Apa
saja permasalahan atau kendala yang dihadapi oleh pengusaha empek-empek ?
1.3
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari dilaksanakannya
kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui biaya produksi yang
dibutuhkan dalam menjalankan usaha produksi dan pemasaran
empek-empek
2. Mengetahui penerimaan atau
pendapatan dari usaha produksi dan pemasaran empek-empek
3. Mengetahui nilai kelayakan usaha
(analisis finansial) produksi dan pemasaran empek-empek dengan metode terdiskonto yang
meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)
4. Mengetahui permasalahan atau kendala
yang dihadapi oleh pengusaha produksi dan pemasaran empek-empek
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Evaluasi Proyek
Evaluasi merupakan penilaian dan
analisis, apakah pekerjaan atau proyek dapat dilaksanakan (dilanjutkan) atau
tidak. Proyek adalah segala kegiatan atau aktivitas yang diharapkan memperoleh
keuntungan atau kegunaan dalam waktu tertentu. Evaluasi proyek adalah
kegiatan penilaian dan analisis, apakah suatu kegiatan pekerjaan atau proyek
yang dilaksanakan (dilanjutkan) dapat memperoleh kegunaan atau keuntungan
dalam suatu waktu tertentu atau dalam waktu yang direncanakan. Keputusan yang
dihasilkan dalam evaluasi proyek adalah sebagai berikut, (Akbar, 2012) :
a. Menerima atau menolak seluruh proyek
tersebut.
b. Memilih satu atau beberapa proyek
yang memungkinkan menghasilkan laba dan sesuai dengan dana yang tersedia.
c. Memilih skala prioritas, dari
beberapa proyek yang layak.
Manfaat dari proyek adalah sebagai
berikut :
1.
Manfaat
secara langsung yang diterima sebagai akibat adanya suatu kegiatan proyek,
seperti naiknya nilai produksi dan jasa.
2.
Manfaat
tidak langsung, dimana manfaat yang timbul sebagai akibat dan bersifat multiplier. Contoh: Pendirian mall,
mengakibatkan timbulnya manfaat dari penduduk di sekitar dari adanya mall
tersebut.
3.
Manfaat
tidak kentara yang timbul karena adanya proyek tersebut dan tidak dapat diukur
dengan uang. Seperti pemikiran masyarakat yang sudah maju, sebagai akibat
timbulnya pusat bisnis di daerah tersebut.
Oleh karena itu, bagi pebisnis
sangat dimungkinkan untuk melakukan evaluasi proyek bagi setiap pendirian
perusahaan atau bisnis. Hal ini dilakukan, agar dapat menilai apakah proyek
tersebut sudah layak dilakukan dan sangat menghasilkan keuntungan di masa yang
akan datang, karena bisnis bukan hanya untuk sekarang, tetapi untuk jangka
panjang dan ke depan. (Akbar, 2012)
2.2
Analisis Finansial Usaha
Analisis finansial usaha dilakukan
untuk mengukur kinerja usaha dengan menerapkan metode yang dipakai Djamin (1993),
Simanjuntak (1997), Sugiyono (2001), yaitu menghitung nilai-nilai NPV (net
present value), NB/C (net benefit cost ratio), IRR (internal rate
of return), ROI (return of investment), dan PP (payback period).
Berikut adalah penjelasan singkat tentang cara penghitungan indikator finansial
tersebut:
(1)
NPV merupakan selisih antara nilai sekarang dari penerimaan dengan nilai sekarang
dari pengeluaran pada tingkat bunga tertentu, yang dinyatakan dengan rumus :
Nilai
bersih sekarang atau net present value (NPV) dari suatu proyek merupakan nilai
sekarang (Present value) dari selisih antara benefit (manfaat) dengan Cost
(biaya) pada discount rate atau DF tertentu. Net Present Value (NPV)
yaitu menunjukkan kelebihan benefit (manfaat) dibanding dengan cost (biaya).
Salah
satu kekuatan metode NPV sebagai sarana mengevaluasi kelayakan rencana
investasi barang modal adalah penggunaan nilai waktu uang untuk menghitung
nilai senyatanya cash flow yang diperoleh pada masa yang akan datang.
Dengan demikian akan diperoleh benefitabilitas proyek yang lebih mendekati
kenyataan. Sedangkan kekuatan metode evaluasi proyek ini adalah digunakan
suku bunga kredit yang dipinjam investor untuk membiayai proyek sebagai faktor
pendiskonto.
Dimana:
Bt
= Benefit (manfaat) pada tahun ke-t
Ct
= Cost (biaya) pada tahun ke-t
n
= Jangka waktu umur proyek (tahun)
DF atau i = discount Faktor ( bunga yang
berlaku)
Kriteria:
NPV > 0, maka proyek suatu usaha
menguntungkan
NPV = 0, maka proyek tidak untung dan tidak
rugi
NPV < 0, maka proyek suatu usaha merugikan
(2)
NB/C Ratio adalah penilaian yang dilakukan untuk melihat tingkat efisiensi
penggunaan biaya berupa perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang positif
dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif, dinyatakan dengan rumus;
Pertumbuhan
Analisis ini merupakan kelanjutan dari analisis NPV.Net Benefit Cost Ratio (Net
B/C Ratio) adalah perbandingan antara jumlah NPV positf dengan jumlah NPV
negatif. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya benefit berapa kali besarnya
biaya dan investasi untuk memperoleh suatu manfaat.
Dimana:
NPV (+) = Total nilai PV of Net Benefit yang
berjumlah positif
NPV (-) = Total nilai PV of Net Benefit yang
berjumlah negatif
Kriteria:
Net B/C > 1, maka usaha layak untuk di lanjutkan.
Net B/C = 1, maka usaha impas.
Net B/C < 1, maka usaha tidak layak untuk dikembangkan.
(3)
IRR adalah tingkat discount (discount rate /interest rate) pada saat NPV
= 0. Suatu investasi dapat dikatakan layak apabila IRR lebih besar dari nilai interest
rate yang ditentukan, semakin tinggi nilai IRR maka investasi akan semakin layak
(feasible). IRR dihitung dengan rumus;
Internal
rate of return (IRR) merupakan tingkat diskonto yang menyebabkan NPV investasi
sama dengan nol. IRR dapat juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas
investasi bersih dari suatu usaha, sepanjang setiap benefit bersih diperoleh
secara otomatis ditanamkan kembali pada tahun berikutnya dan mendapatkan
tingkat keuntungan yang sama dan diberi bunga selama sisa umur usaha.
Sebuah investasi layak jika nilai
IRR melebihi tingkat return yang dipersyaratkan. IRR dapat menggambarkan
besarnya suku bunga tingkat pengembalian atas modal yang diinvestasikan. Dalam
kriteria investasi IRR harus lebih besar dari OCC atau opportunity cost of
capital agar rencana atau usulan investasi dapat layak dilaksanakan (Sofyan
2002: 178). Rumus yang digunakan untuk IRR adalah sebagai berikut:
dimana:
IRR
= Tingkat pengembalian internal.
i
= Bunga diskonto yang
menghasilkan NPV positif.
i’
= Bunga diskonto yang
menghasilkan NPV negatif.
NPV
= Nilai sekarang yang positif.
NPV’
= Nilai sekarang yang negative.
(4)
ROI yaitu untuk mengetahui tingkat pengembalian investasi dari benefit (pendapatan)
yang diterima pemilik, dihitung dengan rumus;
3) Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)
Gross B/C
merupakan perbandingan antara Present Value Benefit dengan Present Value Cost.
Apabila Gross B/C > 1, proyek layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya Gross B/C
< 1, proyek tidak layak untuk dilaksanakan. Perbedaannya
dalam perhitungan Net B/C, biaya tiap tahun dikurangkan dari benefit tiap tahun
untuk mengetahui benefit netto yg positif dan negatif. Kemudian jumlah
present value positif dibandingkan dengan jumlah present value yang
negatif. (Akbar,
2012)
Sebaliknya, dalam
perhitungan Gross B/C, pembilang adalah jumlah present value arus benefit
(bruto) dan penyebut adalah jumlah present value arus biaya (bruto). Semakin
besar Gross B/C, semakin besar perbandingan antara benefit dengan biaya.
Artinya proyek relatif semakin layak. Sebaliknya, dalam perhitungan Gross B/C,
pembilang adalah jumlah present value arus benefit (bruto) dan penyebut adalah
jumlah present value arus biaya (bruto). Semakin besar Gross B/C, semakin besar
perbandingan antara benefit dengan biaya. Artinya proyek relatif semakin layak.
(Akbar, 2012)
Indikator Gross B/C :
Jika Gross B/C > 1, maka proyek layak (go) utk dilaksanakan
Jika Gross B/C < 1, maka proyek tdk layak (not go) utk dilaksanakan
(5)
PP yaitu untuk mengetahui lamanya pengembalian investasi dari benefit
(pendapatan) yang diterima, dihitung dengan rumus;
Merupakan jangka waktu /periode yang diperlukan untuk membayar
kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu
proyek.Indikator Payback Periods :
Semakin cepat
kemampuan proyek mampu mengembalikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam
investasi proyek maka proyek semakin baik (satuan waktu).
Perhitungan
payback belum memperhatikan time value of money :
dimana : I = besarnya biaya investasi
Ab = benefit bersih yg diperoleh setiap tahunnya
2.3.
Aspek – Aspek Studi Kelayakan Investasi
2.3.1
Aspek Produksi
Analisis teknis berkenaan dengan
kegiatan produksi dan operasi yang dijalankan. Penilaian kelayakan diukur
secara kuantitatif dengan menggunakan kuisioner untuk melihat apakah menurut
pelaku usaha kegiatan teknis produksi dan operasi yang dijalankan telah layak
secara ekonomi. (Akbar, 2012)
Menurut Akbar (2012), faktor-faktor
yang yang menjadi pertimbangan dalam aspek produksi seperti sebagai berikut:
lokasi usaha, fasilitas produksi, bahan baku, tenaga kerja, teknologi, proses
produksi, jumlah, jenis dan mutu, produksi optimum, kendala produksi.
2.3.2
Aspek Pasar
Analisis usaha dapat dilakukan
secara kualitatif atau deskriptif kuantitatif untuk mengetahui aspek pasar dan
pemasaran. Secara umum, titik tolak dalam alur pikir tersebut adalah penyusunan
aspek pemasaran dapat dilakukan setelah pengusaha mempunyai rencana
pengembangan bisnis. Pengembangan bisnis dapat diarahkan dalam rangka
meningkatkan omset atau volume penjualan dan untuk meningkatkan efisiensi.
Peningkatan omset penjualan dapat dicapai melalui pilihan strategi bisnis
yaitu, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan
differensiasi produk. (Akbar, 2012)
Setelah ditetapkan strategi bisnis
yang akan dikembangkan, selanjutnya dilakukan analisis pasar untuk mengetahui
kelayakan aspek pasar. Hasil yang diinginkan adalah sampai seberapa besar
potensi dan peluang pasar yang tersedia serta risiko pemasaran apa yang mungkin
muncul apabila rencana bisnis tersebut dapat diimplementasikan. Hasil tersebut
diharapkan sebagai bahan untuk menyususn target penjualan dan strategi
pemasaran yang akan dikembangkan. (Sucipto, 2010)
Strategi pemasaran meliputi
kombinasi antara kebijakan mengenai produk, tempat, harga dan promosi yang
disesuaikan dengan kajian risiko pemasaran dan target penjualan yang
diinginkan. Potensi dan peluang pasar dapat diketahui melalui kajian pasar yang
ada saat ini dan pasar potensial. Pasar efektif saat ini, antara lain dapat
diketahui melalui identifikasi mengenai jumlah dan karakteristik pelanggan,
volume penjualan yang ada, tingkat dan perkembangan harga, cara pembayaran,
tingkat persaingan, kontinuitas penjualan dan permintaan yang belum terpenuhi
serta faktor lainnya yang mempengaruhi potensi pasar efektif. (Sucipto, 2010)
Pada umumnya sumber informasi untuk
mengkaji pasar efektif berasal dari data primer (pengusaha dan pihak terkait
lainnya). Sedangkan pasar potensial antara lain dapat dikaji melalui data makro
permintaan, hambatan pemasaran yang bersifat kebijakan dan non kebijakan
seperti monopoli, pangsa pasar dan lain-lain. Pada umumnya sumber informasi
untuk mengkaji pasar potensial berasal dari data sekunder dari lembaga terkait.
Berikut ini faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam melihat aspek pasar
adalah sebagai berikut: permintaan, penawaran dan persaingan pasar, harga,
jalur pemasaran, kendala pemasaran, pemilihan pola usaha, market size dan market share, segmentasi, positioning
dan targeting. (Sucipto, 2010)
2.3.3
Aspek Finansial
Dalam aspek finansial ini akan
disajikan informasi tentang biaya investasi, modal kerja, cash flow dan biaya
operasional yang terdiri dari fixed cost dan variable cost.
Sebelum menyusun analisis kelayakan finansial maka perlu dibuat ihktisar biaya
investasi. Cashflow merupakan aliran kas dari suatu usaha yang terdiri
dari penerimaan usaha (inflow) dan pengeluaran usaha (outflow). Aliran
kas disusun untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode tertentu serta
memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana
sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya (Umar, 2003: 179). Berdasarkan
jenis transaksinya menurut Haming dan Basamalah (2003: 67), kas dalam cash
flow dibagi menjadi dua macam, yaitu:
·
Arus
kas masuk (cash Inflow), yaitu arus kas menurut jenis transaksinya yang
mengakibatkan terjadinya arus penerimaan kas. Inflow yang ada pada
industri kecil terdiri dari penerimaan penjualan, manfaat tambahan, dan nilai
sisa. Ketiga penerimaan tersebut yang paling utama adalah penerimaan penjualan
karena penerimaan ini bersifat rutin.
·
Arus
kas keluar (cash outflow) adalah arus kas menurut jenis transaksinya
yang mengakibatkan terjadinya pengeluaran dana kas. Outflow usaha dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu biaya investasi, biaya tetap, dan biaya tidak
tetap (biaya variabel). Kelayakan investasi dapat diukur dari berbagai
kriteria, yang dalam hal ini menggunakan; analisis break even point, benefit/cost ratio, payback periods, net present
value, profitability index, internal rate of return dan rentabilitas
ekonomi.
2.4
Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Biaya tetap adalah biaya yang
umumnya selalu konstan, bahkan di masa sulit. Biaya tetap tidak terpengaruh
oleh perubahan-perubahan dalam aktivitas operasi sampai pada kondisi tertentu,
kondisi dimana sesuai dengan kapasitas yang tersedia (Wordpress,
2012)
Biaya variabel atau juga disebut variable cost adalah biaya yang umumnya berubah-ubah sesuai dengan volume
bisnis. Makin besar volume penjualan, makin besar pula biaya yang harus di
keluarkan. Contohnya adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dalam
pembuatan sebuah produk adalah biaya variable (Wordpress,
2012).
2.5 Empek-empek Palembang
Pempek
adalah salah satu makanan tradisional khas dari Palembang yang populer di Jawa,
yang dapat digolongkan sebagai gel ikan. Pempek terbuat dari adonan ikan dan
tepung tapioka lalu diuleni menggunakan air es untuk membuat tekstur pempek
lebih kenyal lalu direbus, namun proses perebusan menyebabkan pempek mudah
berlendir dan tidak tahan lama. Pempek biasanya dibuat dalam jumlah yang banyak
mengingat proses pembuatannya yang sangat lama dan pempek yang diproduksi
sekaligus dalam jumlah banyak, sehingga penjualan tidak akan habis dalam satu
hari. Oleh karena itu agar pempek yang dijual tidak mudah basi pedagang
menambahkan bahan tambahan pangan ke dalam pempek. Salah satu upaya yang dilakukan oleh podusen
untuk mengurangi kerugian akibat kerusakan tekstur pempek antara lain berjamur,
berlendir, sehingga menimbulkan bentuk, warna, rasa dan bau berubah adalah
dengan menambahkan pengawet. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan masa simpan
pempek yang lebih panjang dan tidak menutup kemungkinan menambahkan zat kimia
boraks sebagai pengawet, karena boraks harganya lebih murah dan boraks juga
berfungsi sebagai pengenyal (Winarno.F.G.,1994).
III. METODE PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum
Evaluasi Proyek ini dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 28 Mei pukul 09.00
– 11.00 WITA di Sangatta Kabupaten Kutai Timur - Kalimantan Timur.
3.2
Alat dan Bahan
|
No
|
Alat
|
Bahan
|
|
1.
|
Alat Tulis
|
Pengusaha Hasil Perikanan
|
|
2.
|
Kusioner
|
|
|
3.
|
Alat dokumentasi
|
|
|
4.
|
Microsoft Excel
|
|
3.3
Prosedur Kerja
Praktikum Evaluasi Proyek ini dilakukan dengan cara
mengambil dua macam data, yaitu data primer dan data sekunder.
Menurut Yuniar (2012), Data primer didapat dari observasi
langsung dan wawancara. Sedangkan data sekunder didapat dari literatur, jurnal,
buku, laporan PKL dan laporan skripsi.
a) Observasi
Observasi dapat disebut juga pengamatan, yang meliputi
kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan alat indra
yaitu melalui penglihatan, pendengaran, dan pengecap. Dalam praktikum ini
observasi dilakukan terhadap berbagai kegiatan yang berkenaan dengan mata
kuliah evaluasi proyek.
b) Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan
peneliti untuk mendapatkan informasi melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka
dengan orang yang dapat memberikan informasi kepada si peneliti. wawancara
merupakan suatu cara mendapatkan data dengan jalan mengajukan pertanyaan kepada
pihak-pihak terkait. Wawancara ini dapat digunakan untuk melengkapi data yang
diperoleh melalui observasi.
3.4
Analisis Data
Analisis
yang digunakan dalam menghitung data yang diperoleh di lapangan yaitu metode
terdiskonto yang meliputi sebagai berikut :
1.
NPV (net present value) merupakan selisih antara nilai sekarang dari penerimaan
dengan nilai sekarang dari pengeluaran pada tingkat bunga tertentu, yang
dinyatakan dengan rumus :
2.
NBCR (Net Benefit Cost Ratio) adalah
penilaian yang dilakukan untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan biaya
berupa perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang positif dengan jumlah nilai
bersih sekarang yang negatif, dinyatakan dengan rumus;
3.
IRR adalah tingkat discount (discount rate /interest rate) pada saat NPV
= 0. Suatu investasi dapat dikatakan layak apabila IRR lebih besar dari nilai interest
rate yang ditentukan, semakin tinggi nilai IRR maka investasi akan semakin layak
(feasible). IRR dihitung dengan rumus;
4.
PP (Payback Period) yaitu untuk mengetahui lamanya pengembalian
investasi dari benefit (pendapatan) yang diterima, dihitung dengan rumus;
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Umum Lokasi
Praktikum
Kabupaten Kutai Timur merupakan salah satu kabupaten hasil
pemekaran dari Kabupaten Kutai berdasarkan UU. No.47 Tahun 1999 yang terletak
pada 115° 56’26” BT- 118°58’19”BT & 1°17’1” LS-1°52’39 LU.44 Kabupaten
Kutai Timur semula terdiri dari lima kecamatan, kemudian berdasarkan Peraturan
Daerah No.16 Tahun 1999, dimekarkan menjadi 11 kecamatan. Selanjutnya pada
Tahun 2005, berdasarkan Perda No. 12 Tahun 2005, Kabupaten Kutai Timur
dimekarkan lagi menjadi 18 kecamatan.Wilayah Kabupaten Kutai Timur seluas
35.747 km² atau 3.429.260 Ha merupakan 17 persen dari luas wilayah Propinsi
Kalimantan Timur. dan berpenduduk sebanyak
169.564 jiwa (2004)
dengan kepadatan 4,74 jiwa/km² dan pertumbuhan penduduk selama 4 tahun terakhir
rata-rata 4,08% setiap tahun. Kab.Kutai Timur memiliki garis pantai 240 km2
diukur mulai dari perbatasan bontang sampai ke tanjung mangkaliat, dengan
memiliki potensi perikanan ikan tangkap,budidaya,Budidaya Rumput Laut,Teripang
. yang tersebar di Kecamatan sangatta selatan, Sangata
utara,Bengalon,Kaliorang,Sangkulirang, Teluk Pandan dan Sandaran.
Posisi letak Geografis
Kab. Kutai Timur yang menghadap selat makassar dengan panjang Kurang Lebih 240
km2 adalah salah satu Modal atau potensi daerah. Dengan panjang garis pantai
seperti ini,potensi kelautan dan perikanan.baik perikanan tangkap maupun perikanan
budidaya dapat dikembangkan lebih optimal.
Potensi Sumberdaya
Kelautan dan perikanan Kutai Timur yang dapat dikembangkan yaitu :
1. Pengembangan
Penangkapan Ikan-ikan Pelagis besar dan kecil
2. Pengembangan
Penangkapan ikan -ikan demersal.
3. Pengembangan
Budidaya Teripang
4. Budidaya
Rumput laut
5. Budidaya
Kerapu dan kakap
6. Pengembangan
pariwisata laut dan pantai
7. Ekowisata
pesisir dan laut.
4.2 Deskripsi usaha produksi dan pemasaran empek
empek
Sangatta adalah salah satu Kota
kecamatan
di Kabupaten
Kutai
Timur, yang merupakan pecahan dari Kabupaten Tenggarong
terdahulu. Sangatta merupakan Kota kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak
di Kutai Timur, hal ini disebabkan karena Sangatta adalah pusat pemerintahan
dan perdagangan di Kutai Timur.
Dengan
demikian sangat terbuka peluang investasi untuk perikanan di Kota Sangatta,. Peluang
investasi untuk industri rumah tangga yang telah berkembang.Khususnya yang
mengolah hasil laut menjadi bahan makanan awetan, seperti: ikan kering dari
berbagai jenis ikan laut, cumicumi, ikan teri, empek empek, rumput laut, ampalang
khas Bengalon.
Pempek atau Empek-empek
adalah makanan
khas Palembang
yang terbuat dari ikan
yang dihaluskan dan sagu,
serta beberapa komposisi lain seperti telur, bawang putih halus, penyedap rasa
dan garam. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa pempek pusatnya adalah
Palembang karena hampir di semua daerah di Sumatera
Selatan memproduksinya.
Penyajian pempek
ditemani oleh saus berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko
(bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian
ditambah gula merah, udang ebi dan cabe rawit tumbuk, bawang
putih, dan garam.
Bagi masyarakat asli Palembang, cuko dari dulu dibuat pedas untuk
menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya pendatang dari luar pulau Sumatera
maka saat ini banyak ditemukan cuko dengan rasa manis bagi yang tidak
menyukai pedas
Ibu marpuah adalah seorang pengusaha
empek-empek berasal dari jawa, seiring dengan banyaknya persaingan para
pedangang empek-empek ibu marpuah mulai meritis usaha ini secara perlahan
dengan modal yang tak seberapa beliau mendirikan usaha ini mulai pada tahun
2011 sampai sekarang usaha ini
tergolong usaha yang masih baru modal awal menjalankan usaha ini adalah modal Rp 8,060,500.00
seiring berjalannya waktu usaha ibu marpuah
mengalami peningkatan meski bnyaknya persaingan oleh pedagang lain dan sampai
akhirnya memiliki 2 (dua) orang karyawan yang beliau pekerjakan untuk membantu
dalam pengembangan usaha ini dengan gaji Rp. 700000/bulan dan konsumsi harian
sebesar Rp. 10.000 dan bekerja mulai jam 09.00 – 15.00 Wita.
4.3 Identitas Responden
Hasil wawancara dengan pemilik usaha
produksi dan pemasaran empek-empek diketahui bahwa usaha empek emek yang
dijalankan bukan satu-satunya usaha yang ada di Kota Sangatta. Adapun data
responden yang disajikan sebagai berikut :
1. Umur
Pengusaha dodol rumput laut berusia
56 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pedagang empek-empek berada dalam kategori kurang
produktif namun masih berpotensi dalam mengembangkan usaha yang dijalankan guna
peningkatan perekonomian.
2. Pendidikan
Hasil wawancara diketahui bahwa
pendidikan terakhir dari pemilik usaha SD (Sekolah Dasar) walaupun latar
belakang pendidikannya hanya SD tetapi ibu Marpuah mempunyai pengalaman yang
luas tentang usaha ini serta diiringi semangat hidup untuk menjadi lebih baik
dari sebelumnya.
3. Suku dan
Agama
Adapun suku dan agama yang dianut
oleh pemilik usaha yakni Suku Jawa dan agama yang dianut adalah Agama Islam.
4. Jumlah
tanggungan
Adapun jumlah tanggungan responden
yaitu 1 orang yang mana dia adalah anak beliau, tetapi sejak tahun 2013 anaknya
sudah berkeluarga dan mulai pada tahun 2013 tidak ada tanggungan lagi
5. Lama Usaha
dan Tempat Pemasaran Hasil Produksi
Hasil wawancara yang dilakukan
diketahui bahwa lama usaha pembuatan empek empek ini memasuki 6 tahun. Tempat
pemasaran dan penjualan hasil produksi dilakukan di rumah sendiri karena
peminat kuliner di sanggatta tergolong tinggi apalagi kuliner seperti empek
empek yang memiliki daya Tarik tersendiri dengan rasanya yang khas..
4.4 Umur Proyek
Kadariah (1978),
menjelaskan bahwa dalam menentukan panjangnya umur suatu proyek dipergunakan
pedoman yaitu suatu periode (jangka waktu) yang kira-kira sama dengan umur
teknis dari suatu proyek.
Umur proyek yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu umur teknis yang ditetapkan selama lima tahun. Umur teknis
ditentukan dari komponen peralatan investasi seperti kompor gas, tabung gas,
wajan dan peralatan investasi lain dengan umur teknis 5 tahun yang digunakan
pada usaha pembuatan empek empek di Kota Sangatta Kabupaten Kutai Timur,
Kalimantan Timur.
4.5 Biaya Produksi
Hasil
penelitian yang dilakukan pada usaha produksi dan pemasaran empek empek di Kota
Sangatta, diketahui biaya-biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya investasi
dan biaya operasional. Adapun perincian biaya-biaya tersebut yaitu :
1. Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan pada awal
kegiatan usaha pembuatan dodol rumput laut sebelum usaha tersebut beroperasi.
Adapun biaya investasi yang dikeluarkan pada usaha ini yaitu kompor gas, tabung
gas, baskom, ember, kulkas, mesin pres dan peralatan investasi lainnya yang
berumur teknis antara 1-5 tahun. Jumlah biaya investasi yang dikeluarkan
pemilik usaha dodol rumput laut pada awal didirikannya usaha ini yaitu sebesar
Rp. 8,060,500.00 .
Rincian biaya investasi secara terperinci dapat dilihat pada lampiran 1a.
2. Biaya Operasional dan Pemeliharaan
Ibrahim
(2003), menjelaskan bahwa biaya operasional adalah seluruh biaya yang
dikeluarkan selama proses produksi berlangsung. Biaya ini secara rutin
dikeluarkan. Sedangkan biaya pemeliharaan merupakan biaya yang harus
dikeluarkan untuk perbaikan peralatan-peralatan yang digunakan selama proses
produksi. Biaya operasional dan pemeliharaan terdiri dari biaya tetap dan biaya
tidak tetap.
a.
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlahnya tetap, tidak bertambah atau
berkurang meskipun jumlah produk yang dihasilkan mengalami perubahan. Pada usaha
pembuatan dodol rumput laut yang ada di Kota Sangatta, biaya tetap hanya terdiri
biaya penyusutan karena usaha ini tergolong usaha yang kecil sehingga tidak
memerlukan biaya-biaya perawatan, gaji karyawan dan lain sebagainya. Besarnya
biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh usaha produksi dan pemasaran
empek-empek di di Kota Sangatta sebesar Rp.37,594,000.00 /tahun.
Rincian biaya tetap yang dikeluarkan secara terperinci dapat dilihat pada
lampiran 1b.
b.
Biaya tidak tetap (variabel cost) adalah biaya yang
jumlahnya tidak tetap dan dapat berubah sesuai dengan jumlah produk yang
dihasilkan. Pada usaha produksi dan pemasaran empek empek, biaya tidak tetap
terdiri dari ikan tangiri, tepung, minyak goring, isi staples, bungkus plastic,
isi tabung, bumbu dan timun Besarnya biaya tidak tetap (Variabel cost) yang harus dikeluarkan oleh usaha produksi dan
pemasaran empek-empek di di Kota Sangatta yaitu Rp.21,306,000.00/tahun. Rincian biaya
tidak tetap (variabel cost) yang
dikeluarkan secara terperinci dapat dilihat pada lampiran 1c.
Total biaya operasional yang dikeluarkan
pada usaha produksi dan pemasaran empek-empek di di Kota Sangatta Kabupaten
Kutai Timur Kalimantan Timur sebesar 61.300.000/tahun. Biaya operasional secara
terperinci dapat dilihat pada lampiran 1d.
4.6 Analisis Finansial
Analisis finansial digunakan untuk
menganalisis kelayakan suatu usaha dari aspek keuangan (finansial). Analisis
finansial dalam praktikum ini menggunakan metode kriteria
investasi terdiskonto, meliputi Net Present
Value (NPV), Internal Rate of Return
(IRR), Net Benefit Cost Ratio (NBCR)
dan Payback Period (PP). Deskripsi masing-masing kriteria investasi yang digunakan dalam analisis
finansial usaha produksi dan pemasaran empek-empek di di Kota
Sangatta Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur,
dijelaskan sebagai berikut:
1. Net Present
Value (NPV)
Apabila seseorang ingin memulai usaha
produksi dan pemasaran empek-empek dengan
umur proyek 5 tahun maka keuntungan dan biaya
yang akan diperoleh 5 tahun mendatang pada saat umur
proyek habis tentunya harus diketahui dan dikonversi kenilai sekarang. Nilai
itulah yang disebut sebagai NPV yaitu selisih antara manfaat (benefit) dengan biaya (cost)
yang telah dijadikan nilai sekarang.
Adapun kriteria kelayakannya adalah sebagai berikut:
a.
Apabila NPV >
0, berarti usaha layak untuk dilaksanakan secara finansial.
b.
Apabila NPV = 0,
berarti usaha mengembalikan dana persis sama besar dengan tingkat suku
bunganya.
c.
Apabila NPV <
0, berarti usaha tidak layak untuk dilaksanakan secara finansial.
Hasil perhitungan aktual diperoleh nilai NPV sebesar Rp. 497,100,965 , dengan demikian usaha produksi dan
pemasaran empek-empek di Kota Sangatta secara
finansial layak untuk dilaksanakan.
2. Internal Rate of
Return (IRR)
IRR
menunjukkan kemampuan modal untuk memberikan benefit dalam bentuk tingkat diskonto atau dengan kata lain IRR adalah nilai discount rate (tingkat suku bunga) yang
membuat NPV dari usaha produksi dan pemasaran empek-empek
di Kota Sangatta sama dengan nol. Kriteria kelayakan untuk IRR
adalah sebagai berikut:
a.
Apabila IRR > tingkat suku bunganya (OCC) maka usaha layak untuk dilaksanakan.
b.
Apabila IRR ≤ tingkat suku bunganya (OCC) maka usaha layak untuk dilaksanakan.
Hasil perhitungan aktual menunjukkan bahwa nilai
IRR sebesar 77%, angka tersebut lebih
besar jika dibandingkan dengan tingkat suku bunga bank pada saat penelitian
dilakukan (OCC) yaitu 7,5% bahwa modal investasi yang
ditanamkan pada usaha ini, akan mampu memberikan keuntungan selama usaha
berlangsung yaitu sebesar nilai IRR tersebut, usaha produksi
dan pemasaran empek-empek di Kota
Sangatta layak untuk terus dikembangkan dengan tetap berpedoman pada
asumsi yang telah di konstruksikan dari kondisi lapangan, yaitu nilai IRR > OCC.
3. Net Benefit Cost
Ratio (NBCR)
Modal
investasi yang telah dikeluarkan pada usaha ini, harus diketahui tingkat
produktivitasnya berdasarkan NBCR (net
benefit cost ratio). NBCR merupakan perbandingan antara manfaat bersih dengan biaya bersih yang telah dijadikan nilai sekarang (present
value). Kriteria kelayakan untuk NBCR adalah sebagai
berikut:
a.
Apabila NBCR > 1, berarti usaha layak untuk dijalankan.
b.
Apabila NBCR < 1, berarti usaha tidak ayak untuk dijalankan.
c.
Apabila NBCR = 1, maka dijalankan atau tidaknya usaha tergantung pada
pemilik modal.
Hasil perhitungan aktual menunjukkan NBCR sebesar 73,45 > 1, nilai tersebut
mengindikasikan bahwa usaha ini mampu memberikan keuntungan (net benefit) selama usaha berjalan
sebesar 3,70 kali dari biaya investasi yang telah dikeluarkan, atau penafsiran lainnya adalah Rp. 1 modal investasi mampu menghasilkan
keuntungan (net benefit) sebesar Rp 3,70 selama
usaha berlangsung sehingga usaha produksi dan pemasaran empek-empek
di Kota Sangatta layak untuk dijalankan.
4. Payback Period (PP)
Payback Period merupakan jangka waktu
pengembalian biaya investasi dari keuntungan yang diperoleh. Berdasarkan nilai
dari komponen finansial usaha yang terdiri dari biaya investasi, biaya operasional dan benefit diperoleh waktu pengembalian investasi pada usaha
produksi dan pemasaran empek-empek di
Kota Sangatta melalui pembiayaan aktual di Kota
Sangatta selama 0.82 bulan atau 0.068 tahun. Masa pengembalian yang lebih
cepat, akan memberikan peluang kepada pengusaha untuk memperoleh keuntungan
semaksimal mungkin. Hasil tersebut menunjukkan bahwa usaha pembuatan dodol rumput laut di Desa Bontang Kuala memang
layak dan dapat dikembangkan di masa mendatang.
Rekapitulasi analisis finansial usaha produksi dan
pemasaran empek-empek di Kota Sangatta melalui
perhitungan aktual ditampilkan pada tabel di bawah ini.
Hasil Analisis Finansial usaha produksi dan pemasaran
empek-empek di Kota Sangatta
|
No
|
Kriteria Kelayakan
|
Nilai
(Aktual)
|
Kondisi
|
Justifikasi
Kelayakan
|
|
1
|
NPV (Rp)
|
497,100,965
|
NPV > 0
|
Layak
|
|
2
|
IRR (%)
|
77
|
IRR > 68% (OCC)
|
Layak
|
|
3
|
NBCR
|
73,45
|
NBCR > 1
|
Layak
|
|
4
|
PP (tahun)
|
0.068
|
PP < Umur Proyek (5 tahun)
|
Layak
|
Sumber : Data Primer
yang Diolah, 2016
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan laporan praktikum evaluasi proyek
ini adalah sebagai berikut :
1. Biaya
produksi yang dikeluarkan oleh ibu Marpuah untuk menjalankan usaha produksi dan
pemasaran empek empek yaitu :
·
Biaya investasi : Rp. 8,060,500.00
·
Biaya Operasional : Rp.
61.300.000
2.
Adapun pendapatan yang diterima dari
menjalankan usaha produksi dan pemasaran empek empek oleh Ibu Marpuah yaitu Rp. 1.191.666.67 setiap bulan
sedangkan per tahunnya adalah Rp.
14.300.000
3. Dari
perhitungan analisis finansial menunjukkan usaha produksi dan pemasaran empek
empek dengan menggunakan metode
kriteria investasi terdiskonto yaitu :
a.
NPV sebesar Rp. 497,100,965 menunjukkan NPV > 0 dan usaha
secara finansial layak dilaksanakan
b.
IRR sebesar 77% menunjukkan IRR >
OCC dan usaha layak untuk terus
dikembangkan dengan tetap berpedoman pada asumsi yang telah di konstruksikan
dari kondisi lapangan, yaitu nilai IRR > OCC.
c.
NBCR sebesar 73,45 > 1 menunjukkan NBCR > 1 dan usaha layak untuk dijalankan karena nilai
tersebut mengindikasikan bahwa usaha ini mampu memberikan keuntungan (net benefit) selama usaha berjalan
sebesar 3,70 kali
d.
Biaya operasional dan benefit diperoleh waktu
pengembalian investasi pada usaha pembuatan dodol rumput laut
melalui
pembiayaan aktual di Desa Bontang Kuala selama 16,23 bulan atau 1,35 tahun. Hasil tersebut menunjukkan bahwa usaha pembuatan
dodol rumput laut di Desa Bontang Kuala memang layak dan dapat dikembangkan di
masa mendatang.
4. Permasalahan
atau kendala yang dialami Ibu marpuah sebagai pengusaha emepek empek yaitu tingginya
persaingan dan meningkatnya biaya untuk kebutuhan usaha seiring meningkatnya
haraga barang di pasaran dan banyak dipengaruhi oleh isu – isu akan kenaikan
BBM( bahan bakar minyak) sehingga ikut berpengaruh naiknya bahan – bahan
pembuatan empek-empek.
5.2
Saran
Adapun
saran yang dapat diambil dari penulisan laporan praktikum Evaluasi Proyek ini
yaitu untuk dapat menunjang peningkatan usaha dalam memperoleh keuntungan
perlunya membenahi manajemen dalam usaha yang dijalankan baik dalam pemilihan
tempat usaha yang strategis, penggunaan anggaran belanja sehemat – hematnya,
perekrutan karyawan yang terampil, serta
dapat mempromosikan hasil olahannya
ke berbagai kota dan jika perlu ke sosial media agar lebih dikenal.
DAFTAR
PUSTAKA
Akbar Nasir. 2012. Laporan Evaluasi Proyek. Dalam http://gudangklazhie.blogspot.com/2012/12/laporan-evaluasi-proyek-akbar-nasir.html. Diakses pada
tanggal 24 November 2013.
Campbell, J . 2000.
Sustainable Coastal Livelihoods Research
in the Bay of Benga. Sustainable Coastal Livelihoods Newsletter. Volume 1,
Issue I. IMM Ltd. I southern hay West. UK.
Djamin,
Zulkarnain. 1993. Perencanaan dan
Analisis Proyek. Edisi Kedua. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, Jakarta.
Gray, C., P. Simanjuntak,
L.K. Sabur; P.F.L. Maspaitella dan R.C.G. Varley. 1997. Pengantar Evaluasi Proyek. Edisi Kedua. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Sucipto,
Agus. 2010. Studi Kelayakan Bisnis
(Analisis dan Studi Kasus). Penerbit Uin Maliki Press, Malang.
Wordpress. 2009. Diakses dari situs http://lilis08.wordpress.com/2009/11/13/biaya-variabel-dan-biaya-tetap/. Pada tanggal 24 November 2013.
Jika Anda memiliki masalah keuangan, sekarang saatnya Anda tersenyum. Anda hanya perlu menghubungi Bpk. Benjamin dengan jumlah yang ingin Anda pinjam dan periode pembayaran yang sesuai untuk Anda dan Anda akan memiliki pinjaman dalam waktu kurang dari 48 jam. Saya hanya mendapat manfaat untuk keenam kalinya pinjaman 700 ribu dolar untuk jangka waktu 180 bulan dengan kemungkinan membayar sebelum tanggal kedaluwarsa. Lakukan kontak dengannya dan Anda akan melihat bahwa dia adalah orang yang sangat jujur dengan hati yang baik. Surelnya adalah lfdsloans@lemeridianfds.com dan nomor telepon WhatApp-nya adalah + 1-989-394-3740
BalasHapus