LAPORAN PRAKTIKUM
AVERTEBRATA
LAUT
OLEH
MUHAMMAD SYAHRIL
14542411000485
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
SEKOLAH TINGGI PERTANIAN
KUTAI TIMUR
SANGATTA
2014
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang.
Berbicara tentang hewan
pastilah tidak akan pernah selesai, bukan hanya karena jumlahnya yang tidak
terkira namun juga banyaknya jenis hewan yang sangat jarang bahkan ada yang
tidak pernah ditemukan sebelumnya. Selain jumlah jenis dari hewan pun berbeda
beda baik di darat maupun di laut dari yang kecil sampai yang terbesar, dari
yang keras sampai yang lunak , dari yang bertulang belakang (vertebrata) maupun
tak bertulang belakang (avertebrata).
Avertebrata berasal dari
bahasa latin (A = tanpa, vertebrae = tulang belakang). Avertebrata air dapat di
definisikan sebagai hewan hewan bertulang belakang, yang sebagian atau seluruh
daur hidupnya hidup didalam air.( Sri Subekti,dkk., 2011 ). Habitat hidup
avertebrata air tersebar dari ekosistem air laut, ekosistem payau, air tawar
dan bahkan pada ekosistem ekstrim seperti danau garam. Invertebrata mencakup
95% dari seluruh jenis hewan. Diantara kelompok invertebrata juga terdapat
perbedaan-perbedaan.
Avertebrata adalah sebuah
istilah yang diungkapkan oleh Chevalier
de Lamarck untuk menunjuk hewan yang tidak memiliki tulang belakang serta
memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan
kelompok hewan bertulang punggung belakang. Dan sistem pencernaan, pernapasan,
dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan vertebrata. Invertebrata
mencakup semua hewan kecuali hewan vertebrata (pisces, reptil, amfibia, burung, dan mammalia.
Latar belakang dari Praktikum
Lapangan ini agar kita dapat melihat secara langsung habitat dan spesies yang
didapatkan di Sungai Bendera tepatnya di Bukit Pelangi Sangatta Utara.Sehingga
dapat membantu para mahasiswa untuk lebih memahami mata kuliah ini dan mengenal
langsung spesies yang diamati baik itu secara morfologi ataupun anatomi serta
lebih mengenal habitat dari spesies yang diamati. Selain itu juga dengan
melakukan paraktikum dan laporan mata kuliah avertebrata air ini maka mahasiswa
akan dinyatakan lulus.
1.2 Tujuan
Praktikum.
1.
Mengetahui klasifikasi hewan avertebrata air
yang di temukan.
2.
Untuk mempelajari dan mengenal
organisme-organisme yang tergolong hewan-hewan invertebrata pada habitatnya
masing-masing.
3.
Mengetahui gambaran tentang struktur tubuh
hewan avertebrata air yang di temukan
1.3 Manfaat
Praktikum.
Dengan diadakannya
praktikum lapangan ini para mahasiswa khususnya mahasiswa Ilmu Kelautan dan Budidaya Perairan
dapat lebih mengetahui dan memahami hewan-hewan avertebrata air yang
masih hidup dan segar. Diharapkan
para mahasiswa dapat mengamati hewan avertebrata air yang masih utuh dan segar
secara langsung sehingga dapat mengidentifikasinya dengan baik.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Phylum
Mollusca
Mollusca (dalam bahasa
latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh lunak.Tubuhnya lunak
dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang.Hewan ini
tergolong triploblastik selomata.Ciri tubuh Mollusca meliputi ukuran, bentuk,
struktur, dan fungsi tubuh.Ukuran dan bentuk mollusca sangat
bervariasi.Misalnya siput yang panjangnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk
bulat telur.Namun ada yang dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih
dari 18 m seperti cumi-cumi raksasa.
Mollusca hidup secar
heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa organisme. Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat;
Beberapa juga ada yang hidup sebagai parasit; simetri bilateral, tanpa ruas,
umumnya memiliki kelenjar lendir; tubuh tertutup mantel yang menghasilkan
cangkang, kaki ventral disesuaikan untuk merayap, meliang dan berenang; saluran
pencernaan lengkap, mulut dilengkapi dengan radula dan deretan gigi. Mollusca
bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah
pada individu lain. Fertilisasi
dilakukan secara internal dan eksternal untuk menghasilkan telur. Telur berkembang menjadi larva yang disebut trocophore
yang berenang bebas dan memiliki sepasang mata (class Amphineura, Class
Gastropoda primitif), velliger (Class Gastropoda) mempunyai velum bersilia,
mulai tumbuh kaki dan tentakel. Pada
classis Bivalvia, telur menetas menjadi glochium sedangkan pada classis
Cephalopoda telur menetas langsung menjadi juvenil.Mollusca merupakan filum
terbesar dari kingdom animalia.Molluska dibedakan menurut tipe kaki, posisi
kaki, dan tipe cangkang, yaitu Gastropoda, Pelecypoda, dan Cephalopoda.
Tubuh mollusca terdiri dari
tiga bagian utama : Kaki merupakan penjulur bagian ventral tubuhnya yang
berotot. Kaki berfungsi untuk bergerak merayap atau menggali. Pada beberapa molluska kakinya ada yang
termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa. Massa viseral adalah bagian tubuh mollusca
yang lunak. Massa viseral merupakan
kumpulansebagaian besar organ tubuh seperti pencernaan, ekskresi, dan
reproduksi.Mantel membentuk rongga mantel yang berisi cairan.Cairan tersebut
merupakan lubang insang, lubang ekskresi, dan anus.Selain itu, mantel dapat
mensekresikan bahan penyusun cangkang pada mollusca bercangkang.
Sistem saraf mollusca
terdiri dari cincin saraf yang nengelilingi esofagus dengan serabut saraf yang
melebar. Sistem pencernaan mollusca lengkap terdiri
dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Ada
pula yang memiliki rahang dan lidah pada mollusca tertentu.Lidah bergigi yang
melengkung kebelakang disebut radula. Radula
berfungsi untuk melumat makanan.Mollusca yang hidup di air bernapas dengan
insang. Sedangkan yang hidup di darat tidak memiliki
insang.Pernafasan dengan satu sampai beberapa lembar insang, Pertukaran udara
mollusca dilakukan di rongga mantel berpembuluh darah yang berfungsi sebagai
paru-paru. Organ ekskresinya berupa
sepasang nefridia yang berperan sebagai ginjal; dan umumnya dioecious dan
beberapa hermaprodit.
Umumnya Mollusca menguntungkan bagi manusia, namun ada
pula yang merugikan. Peran
mollusca yang menguntungkan adalah sebagai sumber makanan berprotein tinggi,
misalnya tiram batu (Aemaea sp.), kerang (Anadara sp.), kerang
hijau (Mytilus viridis), Tridacna sp., sotong (Sepia sp.) cumi-cumi (Loligo
sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatina fulica).Perhiasan,
misalnya tiram mutiara (Pinctada margaritifera). Hiasan
dan kancing, misalnya dari cangkang tiram batu, Nautilus, dan tiram mutiara.
Bahan baku teraso, misalnya cangkang Tridacna sp. Mollusca yang merugikan bagi
manusia, misalnya bekicot dan keong sawah yang merupakan hama dari tanaman.
Siput air adalah perantara cacing Fasciola hepatica.
2.2 Class
Gastropoda
Gastropoda merupakan kelas
Mollusca terbesar dan merupakan golongan paling berhasil menduduki berbagai
habitat, yaitu dasar laut, perairan tawar, dan darat.Telah diketahui lebih dari
35.000 jenis yang masih hidup dan 15.000 jenis yang telah menjadi fosil.Hewan
ini terdapat dalam berbagai habitat, baik di laut, di air tawar, maupun di
darat.Cangkang Gastropoda seperti kerucut dari tabung yang melingkar, sumbu
kerucut disebut colummela, puncak kerucut merupakan bagian tertua, bagian
terbesar dan terbuka ialah apertura, yaitu tempat bersembunyinya kaki dan
kepala.Bila apertura dihadapkan pada kita dan ujung (puncak) ke atas, posisi
apertura disebelah kanan maka disebut dextral dan bila diposisi sebaliknya
yaitu apertura disebelah kiri disebut sinistral.
Gastropoda memiliki sistem
pencernaan makanan yang lengkap dan mulut yang dilengkapi struktur gigi yang
disebut radula.Sebagian besar Gastropoda mempunyai sebuah cangkok (rumah)
berbentuk kerucut terpilin (spiral).Cangkang ini berfungsi sebagai pelindung
dari gangguan pemangsanya.Cangkang terdiri atas tiga lapisan, yaitu
periostracum (semacam zat tanduk), lapisan prisma dan lapisan nacre (mutiara). Pada
lapisan prisma CaCo3 tersusun dalam bentuk kristal vertikal,
sedangkan lapisan narce terdiri atas beberapa lapisan tipis CaCo3 yang
berkilau. Akan tetapi, ada juga Gastropoda yang tidak bercangkang, contohnya
Kimax.Bentuk tubuhnya juga menyesuaikan diri dengan bentuk cangkok.Padahal,
waktu larva bentuknya simetri bilateral.Jenis yang tidak bercangkok banyak yang
hidup di darat dan biasanya disebut siput telanjang.
Torsi adalah peristiwa
dimana cangkang beserta seluruh bagian tubuh dibelakang kepala, yaitu visceral,
mantel dan rongga mantel memutar 1800.Torsi bukanlah suatu hipotesis
evolusi, sebab dapat dibuktikan dari perkembangan embrio pada gastropoda
hidup.Pada mulanya larva trocophore adalah simetri bilateral, kemudian pada
stadium vellinger mengalami putaran.Akibat torsi semua cangkang gastropoda yang
hidup pada masa kini asimetri.
Jenis kelamin Gastropoda
adalah hermafrodit.Akan tetapi, tidak pernah terjadi pembuahan
sendiri dan bertelur setelah perkawinan. Pada beberapa spesies, alat
kelaminnya terpisah dan fertilisasi terjadi di dalam tubuh betina.Adapun pada
beberapa spesies lainnya, perkembangan sel telur yang telah dibuahi terjadi di
dalam induk betina.Gastropoda air bernapas dengan insang dan telurnya dilepas
satu-satu atau berkelompok dalam zat semacam gelatin.Hidupnya terutama di laut
dan telur menetas menjadi berbagai fase larva sebelum menjadi dewasa.Gastropoda
mempunyai arti ekonomi yang penting.
2.3 Teripang
Teripang adalah hewan invetebrata
sejenis timun laut (Holothuroidea)
yang tersebar luar di lingkungan laut seluruh dunia dari zona pasang surut
sampai laut dalam terutama di samudra hindia dan samudra pasifik barat. Di
Indonesia sendiri teripang banyak terdapat di wilayah perairan timur, seperti
perairan kalimantan, sulawesi, NTB.
Tidak kurang, ada 29 jenis teripang yang saat ini menjadi
komoditas perdagangan global. Sekitar 25 jenis teripang diidentifikasikan
berasal dari perairan karang di Indonesia. Sepuluh jenis diantaranya mempunyai
nilai komersil. Jenis teripang yang termasuk dalam kategori utama, relatif
mahal, yaitu teripang pasir atau teripang putih, holothuria scabra, teripang
susuan h. nobilis dan h. fuscogilva, teripang nenas thelenota
ananas. Jenis yang termasuk kedalam kategori sedang yaitu teripang dari marga actinopyga, antara lain teripang lotong
(a. miliaris); teripang batu (a. echinites); teripang bilalo (a. lecanora dan a. mauritiana).
Pada saat ini perburuan teripang tidak saja pada jenis-jenis
yang berharga mahal, tapi juga terhadap jenis-jenis yang murah yang pada
awalnya tidak menjadi perhatian. Total hasil tangkapan teripang di Indonesia
pada tahun 2004 sebesar 184 ribu ton. Saat ini teripang Indonesia diekspor
sebesar 2600 ton per tahun dalam bentuk kering, konoko (gonad kering) dan konowata
(usus asin). Produk ini banyak diminati sebagai makanan kesehatan karena mampu
meningkatkan vitalitas laki-laki.
Teripang yang dalam
bahasa Inggris disebut sea cucumber
atau orang melayu menyebutnya gamat
adalah hewan laut yang bertubuh lunak dengan tekstur kulit yang agak kasar dan
tubuhnya sepintas seperti timun. Karena bentuknya yang seperti timun itu, ada
juga yang menyebutnya timun laut. Spesies teripang ini tersebar di
hampir seluruh laut tropis, khususnya di lautan Hindia dan Lautan Pasifik
sebelah barat, memiliki spesies yang jumlahnya lebih dari 1100 spesies, namun
yang dapat dijadikan bahan makanan tidak lebih dari 40 species saja. Satu
diantara Gamat yang dapat kita
konsumsi dan memiliki nilai pengobatan tradisonal adalah gamat species golden stichopus
variegatus (gamat emas),
yang disinyalir sebagai teripang paling istimewa di dunia.
A. Morfologi dan Anatomi
Teripang umumnya berbentuk bulat panjang atau selindris
sekitar 10-30 cm. Mulutnya dikelilingi oleh tentakel-tentakel atau lengan
peraba yang kadang-kadang bercabang-cabang, mulut terdapat pada salah satu
ujungnya dan dubur pada ujung lainnya. Tubuhnya berotot dan tipis dan tebal,
lembek atau licin serta kulitnya dapat kasar atau berbintil bintil (Nontji,
1987).
Sutaman (1993) mengemukakan 2 ciri
teripang A. mauritiana yang lebih
menonjol dibanding spesies lainnya mempunyai, yaitu seluruh bagian tubuhnya
apabila diraba akan terasa kasar seperti butiran-butiran dan warnanya sewaktu
masih segar putih kekuning-kuningan, terdapat sekat-skat yang melintang
berwarna putih diantara sekat-sekat tersebut terdapat garis-garis hitam pada
bagian punggungnya.
B.
Siklus Hidup Teripang
Seekor teripang betina mampu menghasilkan telur dalam
jumlah yang sangat banyak hingga mencapai sekitar 1,9 juta butir telur. Daur
hidup hewan ini dimulai dengan telur yang dibuahi yang akan menetas dalam
waktu sekitar 2 hari.
C. Habitat Teripang
Secara alami, teripang umumnya menyukai hidup secara
bergerombol. Kebanyakan teripang jenis ini hidup dengan berkelompok dengan
anggota antara 3 – 5 ekor. Teripang T.
Ananas yang banyak ditemukan di Pulau-pulau Barang Lompo juga hidup
berkelompok dengan anggota antara 2 – 4 ekor. Sedangkan M. Nobelis dapat membentuk kelompok lebih dari 10 ekor untuk setiap
kelompok (Martoyo ddk, 1994).
Teripang yang banyak dijumpai di daerah pasang surut hingga
laut dalam lebih menyukai hidup pada habitat-habitat tertentu. Beberapa
kelompok diantara hidup di daerah berbatu yang dapat digunakan untuk
bersembunyi. Sedangkan lain yang hidup pada rumput atau ganggang laut dan ada juga
yang membuat lubang dan lumpur atau pasir. Khususnya pada jenis A. mauritiana, banyak ditemukan pada
perairan yang dasarnya mengandung pasir halus, walaupun lebih menyukai perairan
yang masih hidup atau mati (Sutaman, 1993)
D. Makanan dan Kebiasaan Makan
Pada umumnya teripang adalah pemakan deposit pasir yang
penting di daerah coral reef.
Sedangkan sumber utama makanannya adalah plankton, potongan serasah karang atau
detritus yang terdapat dalam lumpur pasir. Selain itu teripang juga memakan
organisme-organisme kecil, seperti diatom, protozoa,
nematoda, copepoda, ostracoda, algae filament dan rumput laut.
Disamping itu juga memakan foraminifera,
radiolaria dan cangkang-cangkang
hewan lainnya.
Berdasarkan kebiasaan makannya, teripang dibagi dalam dua
kelompok. Kelompok pertama adalah golongan Aspidochirotida
yang makan terus-menerus sepanjang hari dan biasa hidup di atas permukaan pasir
sedangkan kelompok yang kedua adalah golongan Stichopus yang biasa makan selang 2 sampai 3 hari (Sutaman, 1993).
2.4 Kepiting
Laut .
Rajungan / Kepiting Laut adalah hewan laut yang hidup
disekitar pantai, tubuhnya dilindungi oleh cankang yang cukup keras dan
dipersenjatai dengan dua capit yang bisa menjepit sangat kuat, rajungan juga
memiliki delapan kaki sebagai alat gerak dan biasanya Rajugan selalu berjalan
kesamping dan suka mengubur diri kedalam pasir saat ada bahaya.
Tubuh
Rajungan terlindungi oleh cangkang di bagia atasnya, bagian bawahnya lunak,
memiliki delapan kaki sebagai alat gerak, mampu bergerak dengan cepat dalam air
dan darat, memiliki dua capit untuk melindungi diri dari predator.Habitat dari rajungan
ini adalah daerah pantai yang berpasir dan berlumpur, perairan dangkal dan
dibawah bebatuan laut.
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Tempat
dan Waktu Praktikum
Praktikum Lapangan Avertebrata Air dilaksanakan pada
hari sabtu tanggal 22 November 2014 pukul 08.30-10.30 di Sungai Bendera
tepatnya di Bukit Pelangi Sangatta Utara.
3.2
Alat dan Bahan Praktikum
Tabel 1. Alat yang digunakan adalah sebagai
berikut
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
|
Plastik Sampel
|
Untuk Menyimpan Sampel
|
|
Pipa dengan
Panjang 30 cm
|
Untuk Mengambil Biota
|
|
Ayakan
|
Untuk Membersihkan Biota dari Lumpur dan
Pasir
|
|
Kamera
|
Untuk
Dokumentasi
|
|
Buku dan Pulpen
|
Untuk Mencatat
Pengamatan
|
Tabel 2. Bahan yang digunakan
adalah sebagai
berikut
|
Nama Bahan
|
Kegunaan
|
|
Teripang
Kerang
|
Sebagai Sampel
Sebagai Sampel
|
|
Kepiting
|
Sebagai Sampel
|
3.3 Prosedur
Kerja
Prosedur kerja praktikum
lapang Avertebrata Air ini dilakukan dengan caramencari dan mengamati hewan
Avertebrata Air secara langsung oleh praktikan di air payau dan di bibir pantai. Prosedur kerja terbagi atas beberapa tahapan pelaksanaan
yaitu :
1. Persiapan
a) Menyiapkan
alat yang diperlukan saat praktikum seperti
Ayakan, pipa
dan beberapa plastik
sampel
b) Mendengarkan
instruksi dan arahan dari asisten / dosen pendamping.
2. Pengambilan Biota
a) Mencari
dan mengamati hewan avertebrata air secara langsung di air payau dan pantai.
b) Masukan
Biota yang ada kedalam plastik
sebagai sampel.
c) Minimal 3 macam biota sebagai sampel.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari Praktikum yang dilaksanakan maka
diperoleh hasil beberapa Hewan Avertebrata sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil Pengamatan
|
No.
|
Plastik Sampel
|
Biota
|
Jumlah
|
Vegetasi
|
|
1.
|
1
|
Kerang laut
|
2
|
Air Payau
|
|
2.
|
2
|
Teripang
|
1
|
Air Payau
|
|
3.
|
3
|
Kepiting bakau
|
2
|
Air Payau
|
sumber : hasil pengamatan.
4.2 Pembahasan
Dari
tabel di atas dapat dibahas bahwa pada sampel 1 kerang laut terdapat 2 jenis
kerang, sedangkan pada sampel 2 teripang terdapat 1 jenis teripang saja. Pada sampel
3 kepiting bakau terdapat 2 jenis kepiting. ketiga jenis sampel ini mempunyai
kesamaan yaitu bervegetasi pada air payau karena masih terpengaruhi oleh air
asin dan air tawar.
4.2.1
Kerang Laut.
Dalam pelaksanaan ditemukan beberapa
jenis karang laut antara lain sebagai berikut :
a.. Terebralia
sulcata (Potamididae)
Termasuk
jenis edible, dikenal juga dengan nama kerang nenek. Ukuran maksimum cangkang
6.5 cm, biasanya hanya sekitar 5 cm.
Gambar 2 : Terebralia
sulcata (Potamididae).
Klasifikasi
Terebralia
sulcata (Potamididae).
Kingdom
: Animalia
Filum : Kerang Kerangan
Kelas
: Gastropoda
(Berperingkat)
: Clade caenogastropoda
Super
famili : Cerithiodea
Keluarga
: Potamididae
Genus
: Terbralia
Spesies
: T.
sulcata
b. Cerithidea cingulata (Potamididae)
Tinggi cangkang maksimum 4.5 cm,
biasanya hanya sekitar 3.5 cm. Seringkali ditemukan melimpah pada substrat
lumpur di area dekat mangrove, dalam 1 meter persegi kelimpahannya bahkan bisa
mencapai 500 individu. Jenis ini edible.
Gambar 3 : Potamididae
Klasifikasi Cerithidea
cingulata (Potamididae).
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo : Mesogastropoda
Family : Potamididae
Genus : Cerithidea
Species : Cerithidea
cingulata
Deskripsi :
Hewan ini merupakan anggota dari
kelas Gastropoda karena memilik cangkang tunggal yang terpilin membentuk spiral.
Otot pada bagian ventral tubuh berperan sebagai kaki atau alat gerak.
Berlokomosi dengan cara merayap menggunakan kaki. Tektur cangkangnya kasar.
Ukurannya sekitar ± 2 cm. Warna cangkangnya bervariasi, ada yang berwarna hitam
atau coklat. Mempunyai putaran dextral. Mulut cangkang berbentuk contong dan
bagian puncak lancip. Habitatnya di perairan laut, biasanya
menempel pada permukaan atau batu karang.
4.2.2
Teripang .
Gambar 4: Teripang
Sumber : Hasil Praktikum
Taksonomi Teripang ( Actinophyga mauritiana)
Kingdom : animalia
Phylum:
Echinodermata
Sub
Phylum : Echinozoa
Class
: Holothuroidea
Sub
Class : Aspidochirotacea
Ordo
: Aspidochirotida
Famili
: Aspidochirotae
Genus
: Actinophyga
Spesies :Actinophygamauritiana
a.
Habitat
Teripang ( Actinophyga mauritiana)
Secara alami, teripang umumnya
menyukai hidup secara bergerombol. Ditemukan pada dasar
substrat pasir, lumpur pasiran maupun dalam lingkungan terumbu.
b.
Reproduksi
Teripang ( Actinophyga mauritiana)
Sistem reproduksi Teripang ( Actinophyga mauritiana) yaitu secara alami atau seksual.
4.2.3
Kepiting laut.
Pada jenis kepiting di temukan 2 macam
jenis yaitu antara lain sebagai berikut
:
a. Sesarmoides jokobsoni
a. Taksonomi Sesarmoidesjokobsoni
Kingdom : Animalia
Kelas :
Crustacea
Sub Kelas :
Decapoda
Ordo :
Brachyur
Famili :
Sesarmidae
Genus
: Sesarmoides
Spesies
:Sesarmoidesjacobsobnoni
b.
Habitat Sesarmoides Jokobsoni
Ditemukan pinggir pantai air laut, air tawar
dandidarat.Beberapajugaada yang hidupsebagaiparasit, tempat ditemukan berlumpur
dan berpasir.
c.
Reproduksi
Sesarmoides Jokobsoni
Sistem reproduksi Sesarmoides Jokobsoni secaraseksualdanmasing-masing organ seksual saling
terpisah pada individu lain.
b.
Kepiting bakau
a.
Takstonomi
kepiting bakau
Kingdom :
Arthropoda
Kelas : Crustacea
Sub Kelas : Malacostraca
Ordo :
Decapoda
Famili : Portunidae
Genus : Scylla
Spesies : Scylla
sp.
b. Habitat kepiting bakau
Ditemukan di air
tawar,payau dan laut .jenis-jenisnya sangat beragam dan dapat hidup di berbagai
kolom di setiap perairan.
c. Reproduksi kepiting bakau
System
reproduksi Arhopo dau mumnya terjadi secara seksual.Namun ada juga yang secara seksual
.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di
simpulkan sebagai berikut :
1.
Hewan
Molusca dan Gastropoda adalah hewan yang tidak bertulang belakang dan bertubuh
lunak, ada yang memiliki cangkang dan bergerak melata atau merayap.
2.
Pada umumnya vegetasi dari beberapa jenis
sampel ( kerang laut, teripang, kepiting bakau) ini mempunyai kesamaan yaitu
bervegetasi pada air payau (pantai) karena masih terpengaruhi oleh air asin dan
air tawar.
5.2 Saran
Pengamatan seperti ini harusnya tidak mesti
hanya pada saat Praktikum tapi juga bisa dilakukan pada saat ada waktu luang
agar bisa menambah pengetahuan lebih tentang Hewan Avertebrata. Selain itu juga
agar dalam melakukan praktikum selanjutnya hendaknya di sesuaikan dengan cuaca
agar jenis hewan yang dapat di identifikasi lebih banyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Heryanto, R. Marsetioeati, F.
Yulianda. 2006. Metode Survei dan Pemantauan Populasi Satwa : seri Kelima Siput
dan Karang. LIPI. Cibinong.
Nybakken, J.W. 1997. Marine Biology
: An Ecological Approach. Jakarta. PT Gramedia.
Roberts D, Soemodihardjo S, Kastoro
W. 1982. Shallow Water Marine Moluscs of Nort~West Java. Jakarta. LON~LIPI.
Romimohtarto K. Dan Juwana S. 1999.
Biologi Laut : Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Jakarta. Pusat Penelitaian dan Pengembangan
Oseanologi-LIPI.
Anonymous, 2009.Zona
intertidal.http://www.wikipedia.ogr/zona intertidal.
Hutabarat,S. 1985. Pengantar
Oceanografi. Jakarta. UI. Press Prajitno,A . 2007. Diktat kuliah biologi laut.
Malang-Unibraw.
Romimohtarto. 2005. Biologi Laut (Ilmu
Pengetahuan Tentang biota laut). Jakarta. Ikar Mandiri.
Bos AR, B
Mueller and GS Gumanao (2011)."Feeding biology and symbiotic relationships of the
Corallimorpharian Paracorynactis hoplites (Anthozoa: Hexacorallia)". The Raffles Bulletin of Zoology59
(2): 245–250. Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga, 1989.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar