Minggu, 21 Mei 2017

laporan mikrobiologi Ilmu Kelautan STIPER



LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI


 



Di susun  Oleh  Kelompok II :

1.
Husair
Nim : 15542411000497
2.
Muhammad Syahril
Nim : 13542411000456
3.
4.

Munira Hidayat
Shinta dewi
Nim : 15542411000500
Nim : 14542411000482


PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
SEKOLAH TINGGI  PERTANIAN KUTAI TIMUR
2016

KATA PENGANTAR

 Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas limpahan berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum ini. Penyusunan Laporan ini dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat lulus Mata Kuliah Mikrobiologi untuk persyaratan nilai akhir Mata Kuliah Mikrobiologi.
 Penulisan Laporan ini dapat terlaksana berkat adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1.    Imanuddin, S.Pi.,MP selaku Ketua Program Studi Ilmu Kelautan. 
2.    Eny Heriyati, S.Pi.,M.Si, Kordinator Praktikum Mata Kuliah Mikrobiologi Laut.
3.    Muh.Syaful Ansari S.Pi.MP,selaku dosen mata kuliah Mikrobiologi Laut.
4.    Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Mohon maaf apabila penulisan laporan ini belum mencapai kesempurnaan, dan oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan pada laporan-laporan berikutnya
Akhir kata semoga Laporan Praktikum ini bisa bermanfaat bagi Mahasiswa dan
Mahasiswi Sekolah Tinggi Pertanian ( STIPER ) khususnya bidang kelautan.
 Sangatta, 7 Desember 2016
                             
                                                    Penulis,

HALAMAN PENGESAHAN
Mata Kuliah                          : Mikrobiologi Laut
Judul                                      : Laporan Praktikum Mikrobiologi Laut
Nama   Kelompok                 : 1. Husair                      .          
                                         2. Muhammad Syahril            
                                         3. Munira Hidayat                  
                                         4. Sinta Dewi
                                                    
Program Studi                       : Ilmu Kelautan.



Telah diterima dan disetujui oleh :



                              

Disetujui oleh  Koordinator Praktikum



ENI HERIYATI, S.Pi.,M.Si
NIDN : 0524087003

DAFTAR ISI
Halaman.
Kata pengantar
Lembar pengesahan
Daftar isi
Pendahuluan 
1.1 Latar Belakang…………………………………………………..…………1
1.2 Tujuan Praktikum…………………………………………………………. 2
1.3 Manfaat Praktikum………………………………………………………... 3
Tinjauan Pustaka
1.4 Strelisasi…………………………………………………………………… 4
1.5 Sterilisasi kering ……………………………………………………………4
1.6 Sterlsasi basah…………………………………………………….……………………... 5
1.7 Medium dan Larutan Pengencer……………………………………………………………………..  5
1.8 pengenceran………………………………………………………………... 7
1.9 Metode Tuang……………………………………………………………… 8
1.10 Pewarnaan gram………………………..............…………………………. 8
Acara I Pengenalan Alat
Metodelogi 
A.  Waktu dan Tempat…………………………………………………………11
B.   Alat dan Bahan……………………………………………………………. 11
C.   Prosedur Kerja……………………………………………………………..12
Hasil dan Pembahasan
A.  Hasil……………………………………………………………………… 13
B.   Pembahasan .................………………………………………………....... 17 Acara II Pengenceran/pembuatan Media
Metodelogi
A.    Waktu dan Tempa.......................................................................................... 20
B.     Alat dan Bahan……………………………………………………………. 20
C.     Prosedur Kerja…………………………………………………………….. 21
Hasil dan Pembahasan
A.    Hasil………………………………………………………………………. 22
B.     Pembahasan……………………………………………………………….. 22 
Acara III Pembiakan
A. Waktu dan Tempat…………………………………………………………25
C. Alat dan Bahan……………………………………………………………. 25
C. Prosedur Kerja……………………………………………………………..26
Hasil dan Pembahasan
A.    Hasil………………………………………………………………………. 27
B.     Pembahasan……………………………………………………………….. 27
Acara IV Teknik Pewarnaan Gram
Metodelogi
A.    Waktu dan Tempat…………………………………………………………30
B.     Alat dan Bahan……………………………………………………………. 30
C.     Prosedur Kerja…………………………………………………………….. 32
Hasil dan Pembahasan
A.       Hasil………………………………………………………………………. 34
B.        Pembahasan……………………………………………………………….. 34
Kesimpulan Dan saran
A.       Kesimpulan………………………………………………………………. 36
B.        Saran……………………………………………………………………… 36
Daftar pustaka
Lampiran

Daftar Tabel

Tabel 1. Alat – alat Praktikum ………………………...……………………… 11
Table 2 Alat Hasil Prsktikum………………………….................................... 12
Table 3 Alat pengenceran…………………………………………................. 20
Table 4 Bahan Pegenceran………………………………………………….... 20
Table 5 Hasil Prsktikum……………………………………………………….22
Table 6 Alat yang digunakan untuk melakukan pembiakan.………………….. 25
Table 7 Bahan pembuatan Pembiakan Bakteri Udang………………………… 26 
Tabel 8 Alat Pewarnaan gram…………………………………………………. 30
Table 9 Bahan pewarnaan gram ………………………………………............. 31
Table 10 Hasil Kegiatan Pewarnaa Gram…..…………………………………. 34


























PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme yang  tidak dapat dilihat dengan mata telanjang untuk  meneliti apa saja yang terkandung di dalam mikroorganisme. Dalam meneliti mikroorganisme diperlukan teknik atau cara – cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme baik sifat maupun karakteristiknya, tentu diperlukan adanya pengenalan alat yang akan digunakan serta mengetahui cara penggunaan alat – alat yang berhubungan dengan penelitian unutk memudahkan dalam melakukan penelitian (Dwidjoseputro, 2003).
Alat – alat yang digunakan dalam  praktikum harus dalam keadaan steril atau bebas dari kuman, bakteri, virus dan jamur. Perlu adanya pengetahuan tentang cara – cara atau teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat – alat yang digunakan memiliki teknik sterilisasi yang berbeda (Dwidjoseputro, 2003). Laboratorium, seperti layaknya tempat bekerja harus dapat memberikan kenyamanan, kesehatan dan keamanan kepada semua orang yang bekerja didalamnya, termasuk pengelola laboratorium itu sendiri. Untuk itu, perlu studi kelayakan mengenai perencanaan dalam merancang laboratorium kimia yang meliputi adanya prosedur pengoperasian baku yang memerhatikan kesehatan dan keselamatan kerja ( K3 ) dilaboratorium, adanya ventilasi dan perlengkapan pelindung yang berfungsi baik, adanya penataan dan pengelolaan bahan kimia dan peralatan laboratorium, serta adanya prosedur pengolahan limbah laboratorium (Day & Underwood, 1998).
Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus mengenal atau mengetahui tentang alat-alat yang digunakan dalam melakukan praktikum tersebut. Hal ini berguna untuk mempermudah kita dalam melaksanakan percobaan, sehingga resiko kecelakaan di laboratorium dapat ditanggulangi. Kebersihan dan kesempurnaan alat sangat penting untuk bekerja di laboratorium. Alat yang kelihatan secara kasat mata, belum tentu bersih, tergantung pada pemahaman seorang analis mengenai apa artinya bersih. Alat kaca seperti gelas piala atau erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau deterjen sintetik. Pipet, buret, dan labu volumetrik mungkin memerlukan larutan deterjen panas untuk bisa bersih benar (Day & Underwood, 1998).
Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama- namanya, memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat dirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai fungsi yang sangat spesifik. Kebanyakan peralatan untuk percobaan-percobaan didalam laboratorium terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-peralatan tersebut telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan kadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau membuat peralatan khusus sesuai dengan kebutuhan. Didalam pekerjaan mikrobiologi seringkali kita tidak terlepas dari alat-alat yang berada di laboratorium. Peralatan yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi hampir sama dengan peralatan-peralatan yang umumnya digunakan di laboratorium kimia, yaitu berupa alat-alat gelas antara lain : tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur, pipet volumetrik, labu ukur, labu erlenmeyer, gelas piala, pH meter, gelas arloji, termometer, botol tetes, pembakar spiritus, kaki tiga dengan kawat asbes, dan rak tabung reaksi. Di samping peralatan gelas tersebut. Pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat yang khusus antara lain : autoklaf, oven, mikroskop, jarum ose (inokulum), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakan mikroorganisme dengan suhu tertentu yang kostan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan,penangas air untuk mencairkan medium, magnetik stirrer untuk mengaduk, dan tabung durham untuk penelitian fermentasi Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami.

1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1.      Untuk mengetahui alat-alat apa saja yang terdapat di laboratorium yang digunakan untuk Praktikum Mikrobiologi
2.       Untuk memahami cara perhitungan mikroba pada udang puytih dengan cara pengenceran.
3.      Mengetahui cara pembuatan media agar.
4.      Mengetahui cara pewarnaan gram.
5.      Mampu Mensterilkan alat-alat yang digunakan praktikum


1.3  Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah  :
1.      Menambah pengetahuan mahasiswa akan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif
2.      Mahasiswa memahami cara membuat media agar
3.      Memahami cara membuat pegenceran dan mengitung jumlah koloni
4.      Mahasiswa mampu mensterilkan alat- alat yang digunakan untk praktikum.










II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan. Suatu benda yang steril, dipandang dari sudut mikrobiologi, artinya bebas dari mikroorganisme hidup. Suatu benda atau substansi hanya dapat steril atau tidak sreril tidak akan mungkin setengah steril atau hamper steril (Pelozar, 1988). Sterilisasi yaitu suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan didalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi secara umum dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu sterilisasi secara fisik yang meliputi pemanasan sinar ultraviolet, sinar X dan sebagainya. Sterilisasi dengan pemanasan terdapat empat cara yaitu dengan cara pemijaran, sterilisasi dengan udara panas, sterilisasi dengan menggunakan uap air panas, sterilisasi dengan menggunakan uap panas yang bertekanan. Sterilisasi yang selanjutnya adalah sterilisasi secara kimia. Sterilisasi ini menggunakan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin (Fardiaz, 1992).
2.2 Sterilisasi kering
Sterilisasi kering digunakan dalam sterilisasi alat-alat gelas dilaboratorium, dimana digunakan oven dengan suhu 160-1800C selama 1,5-2 jam dengan sistem udara statis. Praktik menggunakan oven yang dilengkapi dengan sirkulsai udara panas, diperlukan waktu setengahnya karena aliran udara panas kealat-alat gelas akan lebih efisien (Fardiaz, 1992).  Sterilisaisi kering dapat dilakukan dengan cara pemijaran, jilatan api, dan tanur uap panas. Pemijaran diterapkan pada ose ujung-ujung pinset dan sudip logam. Jilatan apai diterapkan terhadap skalpel, jarum, mulut tabung biakan, kaca objek, dan kaca penutup. Tanur uap panas digunakan dengan suhu 160-1650C selama satu jam. Tanur uap panas diterapkan terhadap alat-alat kering tebuat dari kaca seperti tabung reaksi, punggan petri, labu, pipet, pinset, skalpel, gunting kapas hapus tenggorok, alat suntik dari kaca, juga diterapkan pada bahan-bahan kering dalam tempat-tempat tertutup, bahan serbuk, lemak dan minyak (Irianto, 2010).
2.3 Sterilisasi basah
Sterilisasi dengan menggunakan pemanasan basah, dapat dengan beberapa cara perebusan, pemanasan dengan tekanan, tindalisasi dan pasteurisasi. Perebusan dapat didalam air mendidih dengan suhu 1000C selama beberapa menit. Pemanasan dengan tekanan dapat dilakukan dengan menggunakan autoklaf untuk membunuh bakteri yang paling tahan panas. Spora yang paling tahan panas akanmati pada suhu 1210C selama 15 menit. Tindalisasi dilakukan dengan cara memanaskan medium atau larutan menggunakan uap selama satu jam tiap hari utuk tiga hari berturut-turut. Waktu inkubasi diantara dua proses pemanasan sengaja diadakan supaya spora dapat bergerminasi menjadi sel vegetatif sehingga mudah dibunuh pada pemansan berikutnya. Pasteurisasi biasanya diakukan pada terhadap susu. Proses ini dapat mencegah penyakit yang disebabkan oleh streptokoki grup A. Pasteurisasi dilakukan pada suhu 650C selama 30 menit atau 720C selama 15 detik. Setelah pasteurisasi, produk harus didinginkan untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang masih hidup (Fardiaz, 1992). Uap mengalir bebas diguakan dalam tempat yang tidak tertutup rapat yang dapat menahan uap itu tanpa tertekan. Air mendidih dan uap bebas tidak perbnah mencapai suhu lebih dari 1000C (2120F). Uap bebas ini digunakan untuk mensterilisasi dengan menggunakan uap pada suhu 1000C yang dialirkan pada benda yang disterilkan untuk beberapa menit berkali-kali (tiga sampai empat kali) dengan selang waktu 24 jam (Irianto, 2010).
2.4 Medium dan Larutan Pengencer
Medium adalah bahan yang mengandung campuran nutrisi yang bermanfaat untuk menumbuhkan mikroba. Medium ada yang alami dan ada yang merupakan buatan manusia, contoh medium buatan manusia adalah medium cair, medium kental (padat) dan medium setengah padat. Medium cair digunakan untuk menumbuhkan bakteri dan juga fermentasi. Medium padat digunakan untuk menumbuhkan mikrobia pada permukaan. (Dwidjoseputro, 1994). Larutan pengencer merupakan larutan yang digunakan untuk mengencerkan larutan dengan perbandingan pengenceran tertentu. Caranya adalah dengan menempatkan pada tabung reaksi kemudian menentukan berapa perbandingan yang digunakan karena tiap perbandingan memiliki ketentuan sendiri-sendiiri. Pengenceran dengan larutan pengencer diperlukan agar nantinya diperoleh pertumbuhan bakteri yang tidak konfluen hingga koloninya mudah untuk dihitung (Sandjaja, 1992).
2.4.1   Medium Nutrient Agar (NA)
            Medium Nutrient Agar (NA) masuk kedalam medium khusus karena dibuat sebagai tempat menumbuhkan mikroba yang sudah diketahui komposisi pembuatannya. NA di buat dengan komposisi agar – agar yang sudah dipadatkan sehingga NA juga bisa disebut dengan nutrient padat yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Fungsi agar – agar hanya sebagai pengental namun bukan zat makanan pada bakteri, agar dapat mudah menjadi padat pada suhu tertentu. Medium Nutrient Agar adalah salah satu medium padat yang memiliki komposisi yaitu agar – agar yang telah di panaskan dan mencair dengan suhu 950C (Dwidjoseputro, 1994). Agar–agar adalah zat pengental dan bukan sebagai sumber makanan bagi bakteri. Agar–agar digunakan untuk membuat medium padat, agar larut dan menjadi padat pada suhu 450C. NA lebih bersifat umum sehingga mikroba banyak tumbuh pada media ini (Amelia et al, 2005). 
2.4.2 Medium Acidified Potato Dextrose Agar (APDA)
            Medium APDA adalah salah satu dari medium untuk proses menumbuhkan mikrobia. APDA merupakan medium yang berkomposisi kentang, dextrose, dan asam tartarat. APDA tidak bersifat umum seperti NA karena tidak semua mikrobia dapat tumbuh pada medium ini.  Medium APDA termasuk ke dalam medium yang padat sehingga dapat membentuk koloni mikroba yang dapat dilihat dan dihitung, jika diinokulasikan di dalam medium APDA, bakteri anaerob akan tumbuh mengelompok pada dasar medium, bakteri yang anaerob fakultatif akan tumbuh tersebar di seluruh medium, bakteri mikroaerofil akan tumbuh mengelompok sedikit di bawah permukaan medium, sedangkan bakteri aerob akan tumbuh pada permukaan medium (Dwidjoseputro, 1994). Medium ini digunakan untuk isolasi bakteri, hasilnya dinyatakan dalam jumlah koloni yang didapatkan nantinya. Medium ini sangat diperlukan untuk mempelajari ciri-ciri koloni, sifat-sifat biokimia, morfologi, reaksi pengecatan, reaksi imunologi dan ketentraman bakteri terhadap zat antibakteri. Pembuatan medium APDA dapat dilakukan dengan serangkaian cara mulai dari pembuatan PDA hingga pencampurannya dengan asam tartarat (Irianto, 2010).
2.4.3 Metode Hitungan Cawan
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah jika sel jasad renik yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel jasad renik tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata telanjang tanpa menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan adalah cara paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik (Fardiaz, 1992). Metode penghitungan jumlah mikrobakteria dipengaruhi oleh jenis medium, waktu inkubasi dan cara menghitung koloni yang harus teliti (Sandjaja, 1992).
2.5   Pengenceran
            Bahan pangan dalam metode hiutungan cawan diperkirakan mengandung lebih dari 300 sel jasad renik per ml atau per gram atau per cm apabila pengambilan contoh dilakukan pada permukaan. Memerlukan perlakuan pengencernaan sebelum ditumbuhkan agar di dalam cawan petri, setelah inkubasi akan terbentuk koloni pada cawan tersebut dalam jumlah yang dapat dihitung, dimana jumlah yang terbaik diantara 30 sampai 300 koloni (Fardiaz, 1992). Pengencernaan biasanya dilakukan secara desimal yaitu 1:10, 1:100, 1:000 dan seterusnya, atau 1:100, 1:10000, 1:1000000 dan seterusnya. Larutan yang digunakan untuk pengencernaan dapat berupa larutan bufer fosfat, 0,85% NaCI, atau larutan Ringer (Sandjaja, 1992).
2.6 Metode Tuang (Pour Plate)
Cara pemupukan dalam metode hitungan cawan dapat dibedakan atas dua cara yaitu metode tuang dan metode permukaan. Sejumlah contoh dalam metode tuang dari pengenceran yang dikehendaki dimasukkan ke dalam cawan petri kemudian ditambah agar cair steril yang telah didinginkan pada suhu 47-50oC dengan jumlah yang dikehendaki dan digoyangkan supaya contoh menyebar rata (Fardiaz, 1992). Cara membuat medium agar cair dalam tabung reaksi, didinginkan sampai sekitar 45ºC, disuntikkan sesaat sebelum dituangkan ke dalam cawan petri steril. Pertumbuhan ini akan mengembangkan seluruh media di piring baik di permukaan dan di kedalaman agar-agar (Sandjaja, 1992).
2.7  Pewarnaan Gram
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri berdasarkan morfloginya bentuk bakteri dapat dibagi atas tiga golongan yaitu basil, kokus dan spiral. Basil (bacillus) dan bakteri lactobacillus ini berbentuk batang, bervariasi panjang dan ramping sedangkan Eschericia coli memiliki bentuk coccus dan merupakan tipe bakteri gram negatif karena termasuk dalam bakteri pathogen. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan (Pelczar, 1988). Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut berfungsi juga untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan atau pewarnaan pada bakteri (Irianto, 2005). Cara untuk melihat bakteri dengan jelas, tubuhnya perlu di isi dengan zat warna, pewarnaan ini disebut pengecatan bakteri. Bakteri berasal dari suatu koloni yang mempunyai warna tertentu, maka untuk memperlihatkan bagian-bagian sel itu harus diperlukan pewarnaan. Pewarnaan gram memilahkan bakteri menjadi gram positif dan negatif. Pewarnaan gram positif apabila yang mempunyai zat warna asli yaitu ungu jika ditetesi dan gram positif termasuk lactobacillus lebih peka terhadap fenol, penisilin, dan resisten terhadap streptomisinin sedangkan gram negatif termasuk bakteri Eschericia coli apabila diuji pewarnaan akan berwarna merah dan yang demikian ini dinamai gram variabel. (Dwijoseputro, 1994).



















ACARA I



METODOLOGI PRAKTIKUM
ACARA I PENGENALAN ALAT
A.     Waktu Dan Tempat
Praktikum Mikrobiologi tentang Pengenalan Alat dilaksanakan pada Hari Kamis 01 November 2016, waktu pelaksanaan pada jam 01:00 WITA sampai selesai. Bertempat di gedung laboratorium Peternakan STIPER Kutai  Timur.
B.     Alat
Alat yang digunakan untuk praktikum mikrobiologi adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Alat – alat yang digunkan untuk praktikum Mikrobiologi laut.
No.                              Uraian                                                 Kegunaan
1.    Bunchen                                                     Untuk sterilisasi alat
2.    Hand counter                                             Untuk menghitung jumlah koloni                                                                           bakteri
3.    Mortar dan alu                                            Untuk menghancurkan sample
4.    Tabung pengenceran besar                         Untuk pengenceran 10-1
5.    Tabung pengenceran kecil                          Untuk pengenceran 10-2, dst
6.    Gelas ukur                                                  Untuk mengukur air
7.    Pengaduk sampel                                       Untuk mengaduk sampel
8.    Pipet tetes                                                   Untuk memasukkan air ke dalam                                                                           botol sampel   
9.    Kertas label                                                Untuk penamaan sampel
10.    Spidol                                                       Untuk menghitung jumlah koloni                                                                        bakteri           
11.    Aluminium foil                                         Untuk membungkus alat
12.     Incubator                                                 Untuk mengembang biakkan bakteri
13.    Erlenmeyer                                               Tempat sampel yang akan diteliti.
14.    Cawan petri                                              Untuk membiakkan bakteri
15.    Tabung Durham                                       Menampung Hasil Fregmentasi
16.    Gelas Ukur                                               Mengukur Volume Larutan
17.    Corong                                                     Memindahkan Medium Cair
18.    Otoklaf                                                     Untuk Strelisasi
19.    Shaker                                                      Untuk Mengikubasi Mikroba
20.    Jarum Ose                                    Untuk Memindahkan Koloni
21.    Penjepit                                                    Untuk Menjepit Tabung
22.    Sikat Tabung                                            Untuk Membersihkan Tabung Reaksi
23.    Timbangan                                               Menghitung satuan Berat Benda
24.    Mikroskop                                                Pengidentifikasian Bakteri
25.    Kaca Preparat                                           Meletakan Alat Objek Yang Diamati
26.    Cover Glass                                              Menutup Objek Diatas Kaca Preparat
27.    Alat Tulis                                                 Mencatat Hasil Praktikum
28.    Camera                                                     Untuk Dokumentasi
29.    Rak Tabung                                              Untuk Menyimpan Tabung Reaksi
30.    Gelas Kimia                                             Untuk Menyimpan Larutan Kimia

C.     Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum pengenalan alat adalah sebagai berikut:
1.   Menyiapkan alat
2.    Menyusun alat secara rapi agar mudah mengenalinya
3.   Kemudian akan dijelaskan nama dan fungsi alat yang digunakan untuk praktikum
4.  Menulis fungsi dari masing-masing alat.

























HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
Adapun hasil praktikum pengenalan alat adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Alat Hasil Prsktikum
No
Nama Alat
Kegunaan Alat
1.
Bunchen
Untuk sterilisasi alat
2
Hand counter
https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTNRsvAu-a_NOZ-ctgTnvAy5UPdVziCsMpsXRpT5_7gsiDOIBQgP-eo0zQ
Untuk menghitung jumlah koloni bakteri
3.
Tabung pengenceran
Untuk pengenceran
4.
Mortar dan alu
Untuk menghancurkan udang
5.
Enlemeyer
untuk menyimpan media agar, agar tetap hangat dan tidak beku, atau sebagai tempat untuk mencampurakan larutan.
7.
Tabung gas
Perlengkapan kompor
10.
Aluminium foil
Hasil gambar untuk aluminium foil
Untuk membungkus alat

11.
Incubator        
Untuk mengembang biakkan bakteri
12.
Erlenmeyer
Hasil gambar untuk Erlenmeyerlaboratorium
Tempat sampel yang akan diteliti.
13.
Cawan petri

Untuk membiakkan bakteri
18.
Jarum Ose
Hasil gambar untuk Jarum Ose

Untuk Memindahkan Koloni
23.
Timbangan
Menghitung satuan Berat Benda
24.
Mikroskop
Pengidentifikasian Bakteri
25.
Kaca Preparat
Hasil gambar untuk Kaca preparat
Meletakan Alat Objek Yang Diamati
26.
Kompor
Digunakan untuk memasak media agar.
27.
Jarum
untuk memindahkan atau mencampurkan cairan dari masing - masing botol pengenceran ke masing-masing cawan petri

B.     Pembahasan
Mikrobiologi merupakan segala sesuatu tentang organisme yang berukuranmikro yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Pengamatan mikrobiologidilakukan dengan menggunakan mikroskop.#erdasarkan hasil pengamatan yang kemudian dapat dibuktikan dengan buktigambar, sebagai hasil pengamatan mengenai pengenalan alat-alat mikrobiologimember kejelasan pada kita bahwa peralatan mikrobiologi dikelompokkankedalam peralatan bahan kaca, plastik dan besi. +alnya berbahan plastik, dimanasebagai tempat media yang akan diteliti contohnya cawan petri berfungsi tempatmenyimpan objek pengamatan.;rlenmeyer, gelas kimia, tabung reaksi, merupakan peralatan dari bahan kaca.
Dimana erlenmeyer berfungsi sebagai tempat mereaksikan larutan danmenyimpan larutan dalam waktu yang lama, erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menhomogenkan bahan. 7elas kimia berfungsi untuk mencapurkan bahan kimia, tabung reaksi berfungsi untuk mereaksikan larutan, kaca objek  berfungsi menutup objek, meja preparat berfungsi untuk meletakkan objek.Peralatan yang terbuat dari besi yaitu o"en, lampu #unsen, lamina air flow,hot plate, autocla"e dan centrifuge. imana semua alat terbuat dari besi memilikifungsi masing-masing yaitu o"en berfungsi sebagai alat pengeringatau sterilisasi, lamina air flow berfungsi untuk mengisolasi mikroba, autocla"e berfungsi untuk sterilisasi, hot plate berfungsi sebagai alat pemanas, dan centrifugememiliki fungsi untuk memisahkan tanah dan air untuk memisahkan dua bahanyang memliki massa jenis yang sama.










ACARA II






METODOLOGI PRAKTIKUM
ACARA II PENGENCERAN
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Mikrobiologi tentang pengenceran dilaksanakan pada hari jumat 02  November 2016 sampai selesai. Bertempat di gedung laboratorium Peternakan STIPER Kutai  Timur.
B.     Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum pembikan abakteri melalui udang adalah sebgai berikut :
Table 3. alat pengenceran
No
Alat
Kegunaan alat
1.
Mortar dan alu
Untuk menghancurkan udang
2.
3.
Cawan petri
Timbangan
Untuk membiakkan bakteri
Untuk menimbang sampel
4.
Kertas label
Untuk penamaan sampel
5.
6.
7.
8.
Alat tulis
Erlenmeyer
Gelas ukur
Incubator
Penulisan penamaan sampel
Tempat sampel yang akan diteliti.
Mengukur Volume Larutan
Untuk mengembang biakkan bakteri

2.   Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum pengeceran adalah sebagai berikut :
Table 4. Bahan pengeceran
No
Bahan
Kegunaan
1
Media agar NA
Sebagai tempat penanaman bakteri
2
Air/aquades
sebagai pelarut
3
Udang
sebagai media pembiakan bakteri

C. Prosedur Kerja
1.    Siapkan alat yang akan digunakan
2.    Bersihkan alat-alat dari debu yang melengket terutama pada cawan petri harus di sterilisasi untuk penanaman bakteri
3.    Penghalusan sampel udang menggunakan alu dan mortal
4.    Setelah udang halus kemudian Menimbang sampel seberat 10 gram
5.    Setelah ditimbang dimasukkan kedalam gelas ukur yang sudah beriisi air mineral aquades
6.    Masukkan udang kedalam gelas ukur yang pertama
7.    Setelah beberapa menit masukkan sampel kembali paa gelas kedua menggunakan suntik. Lakukan sampai pada gelas ukur yang kelima
8.    Kemudian setelah beberapa menit sampel yang berada didalam gelas ukur dimasukkan kedalam cawan petri sesuai dengan urutan
9.    Setelah stas kemudian masukkan semuanya selesai bungkus cawan petri dengan kertas kemudian masukkan kedalam incubator Untuk mengembang biakkan bakteri, Selanjutnya tunggu



HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil dari pengenceran dapat diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 5. Data yang diperoleh dari pengenceran
Pengencer
Jumlah Koloni
Jumlah Koloni
10-1
1.518
1,6 x 104
10-2
1.485
1,5 x 105
10-3
1.460
1,5 x 106
10-4
1.207
1,3 x 107
10-5
1.148
1,2 x 108

B. Pembahasan
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Contohnya suatu sampel pada suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu taung tersendiri. Enceran ini kemudian diambil barang 1 ml untuk diencerkan lagi ke tabung yang berisi pelarut. Enceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut  ( Irianto,K,2006 )
Prinsip pengenceran adalah menurunkan jumlah sehingga semakin banyak jumlah pengenceran yang dilakukan, semakin sedikit jumlah mikroba, dimana suatu saat didapat hanya satu mikroba pada satu tabung.
Larutan yang digunakan untuk pengenceran harus memiliki sifat osmotik yang sama dengan keadaan lingkungan asal mikroba untuk menghindari rusaknya sel, selain itu juga dijaga agar tidak terjadi perbanyakan sel selama pengenceran. Pengenceran yang dilakukan dalam percobaan ini adalah pengenceran decimal yaitu 10-1, 10-2, 10-3, 10-4, dan 10-5.
Tapi untuk kali ini sampel yang ingin di amati di gunakan sampel 10-5 dan ini semua dikarenakan perkiraan koloni sampel yang akan kita amati nanti bisa di hitung pada koloni tersebut.
Selain itu, untuk perhitungan jumlah koloni akan lebih mudah dan cepat jika pengenceran dilakukan secara desimal. Selanjutnya dari tabung ke empat dan ke lima dituang ke dalam cawan petri (penanaman atau plating) dengan media agar secara aseptik. Plating atau penanaman bakteri adalah proses pemindahan bakteri dari medium lama ke medium baru Pada penanaman bakteri dibutuhkan kondisi aseptik atau steril, baik pada alat maupun proses, untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikroba yang tidak diinginkan ( Irianto,K,2006 )




ACARA III



METODOLOGI PRAKTIKUM
ACARA III PEMBIAKAN BAKTERI UDANG
A.    Waktu Dan Tempat
Praktikum Mikrobiologi tentang Pembiakan Bakteri Udang dilaksanakan pada hari jumat 2 November 2016, Bertempat di gedung laboratorium Peternakan STIPER Kutai  Timur.
B.     Alat Dan Bahan
1.   Alat
Alat yang digunakan untuk praktikum tentang Pembiakan Bakteri Udang adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Alat yang digunakan untuk melakukan pembiakan.
No
Alat
Kegunaan
1
Korek Api
Untuk menyalakan bunsen
2
Pemanas Bunsen
Untuk mensterilkan pipet mikro
3
Pipet Mikro
Untuk mengambil larutan dalam skala yang cukup kecil.
4
Spoit
mengukur takaran air
5
Auto clap
Untuk menakar cairan/bahan kimia pada volume tertentu
Untuk menyimpan biakan bakteri


2.      Bahan
 Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum tentang Pembiakan Bakteri Udang ini adalah sebagai berikut :
Tabel 7. Bahan pembuatan Pembiakan Bakteri Udang
No

Bahan
Kegunaan
1

Akuades
Sebagai pelarut
2

Kapas
Sebagai penutup botol pengencer
3

Udang
sebagai bahan pembiakan bakteri

3.2  Prosedur Kerja
1.      Masukan 90 ml aquades kedalam botol pengencer besar
2.      Campurkan udang yang di tumbuk halus sebanyak 10 gram dengan air aquades sampai merata
3.      Diambil 1 ml larutan dengan menggunakan pipet mikron atau spuit dan dimasukkan ke dalam botol pengencer yang berisi 9 ml aquadest.
4.      Setiap larutan yang diambil dari botol yang satu akan berpindah ke botol yang ke dua dan seterusnya sampai botol kelima.
5.      Namun sebelum pipet mikron atau spuit yang berisi larutan campuran dimasukkan ke dalam botol pengencer, terlebih dahulu bibir botol pengencer tersebut didekatkan pada bunsen, agar tetap steril.
6.      Botol pengencer tersebut diatasnya ditutup dengan menggunakan kapas.
 

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil dari pengenceran dapat diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 07. Data yang diperoleh dari pengenceran
Pengencer
Jumlah Koloni
Jumlah Koloni
10-1
1.518
1,6 x 104
10-2
1.485
1,5 x 105
10-3
1.460
1,5 x 106
10-4
1.207
1,3 x 107
10-5
1.148
1,2 x 108

B. Pembahasan
Melakukan perhitungan jumlah koloni pada cawan-cawan yang telah diinkubasi tersebut. Menurut Fardias (1993) bahwa rumus untuk menghitung jumlah koloni bakteri adalah:
Jumlah koloni      = Jumlah koloni x 1 / Faktor pengenceran
Jumlah koloni 10-1 = 1.518 x 1/10-1
            = 15.18 x 10-1 = 15.180
            = 1.5-4
Jumlah koloni 10-2 = 1.485 x 1/10-2
             = 148.5 x 10-2 = 148.500
            = 1.4-5
Jumlah koloni 10-3 = 1.460 x 1/10-3
             = 1.460 x 103 = 146.0000
             =  1.4-6
Jumlah koloni 10-4 = 1.207 x 1/10-4
           = 1.207 x 104 = 12070000
           = 1.2-7
Jumlah koloni 10-5 = 1.148 x 1/10-5
             = 1.148 x 10-5 = 114.800.000
             = 1.1-8





ACARA IV





METEDOLOGI PRAKTIKUM
ACARA IV PEWARNAAN GRAM
A.    Waktu Dan Tempat
Praktikum Mikrobiologi tentang Pewarnaan Gram dilaksanakan pada 02 November 2016, sampai selesai. Bertempat di gedung laboratorium Peternakan STIPER Kutai  Timur.
B.     Alat Dan Bahan
1. Alat
Adapun alat- alat yang digunakan dalam pewarnaan gram adalah sebagai berikut:
Tabel .8 Alat Pewarnaan gram
No
Alat
Kegunaan
1
Pipet tetes
Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
2
Kawat ose
memindahkan biakan untuk ditanam/ditumbuhkan ke media baru.
3
Pemanas Bunsen
Untuk mensterilkan
4
Mikroskop
Untuk melihat organisme yang berukururan mikroskopis atau yang sangat kecil
5
Botol semprot
untuk menyimpan aquades dan digunakan untuk mencuci ataupun membilas bahan-bahan yang tidak larut dalam air.
6
Cover Glass
Untuk menutup objek yang telah diletakkan diatas kaca preparat
7
Korek api
Sebagai sumber pengapian bunsen
8
Object Glass
untuk menempakan objek yang akan dilihat/ dianalisa dengan menggunakan mikroskop
9
Kapas/tissue
Untuk mengerikan bagian basah

2. Bahan
Adapun bahannya sebagai berikut:
Tabel 9. Bahan pewarnaan gram
No
Bahan
Kegunaan
1
Biakan murni
Untuk mengetahui perkembangbiakan bakteri
2
Methylene blue
Sebagai larutan
3
Iodium
Sebagai bahan larutan
4
Alkohol
Sebagai penetraliris
5
Safranin
Sebagai larutan


C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam pewarnaan gram adalah sebgaai berikut :
1.      obyek glass difiksasi/diaseptiskan
2.      satu ose biakan kuman murni diletakkan di atas obyek glas
3.      diratakan biakan kuman murni dengan jarum ose
4.      difiksasi dengan melidah apikan bagian yang tidak ada kumannya di atas bunsen 2-3 kali dengan cepat
5.      dituangkan pewarna carbol gentian violet, biarkan selama 1 menit
6.      dibuang sisa carbol gentian violet, dicuci preparat dengan air mengalir
7.      dikeringkan preparat dengan membiarkan di udara terbuka
8.      dipucatkan dengan alkohol 95% dengan cara meneteskan perlahan sampai warna ungu hilang
9.      dibilas dengan air mengalir
10.  tuangkan pewarna safranin sebagai pewarna penutup/ pembanding biarkan selama 30 detik
11.  dibuang kelebihan safarin
12.  dicuci preparat dengan air mengalir
13.  dikeringkan preparat dengan meletakkan diantara 2 buah kertas isap
14.  ditambahkan minyak imersi pada preparat dan amati preparat dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah (10 X) kemudian perbesaran kuat (100)








HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
Adapun hasil praktikum dari pewarnaan gram adalah sebagai berikut :
Tabel.10 Hasil Kegiatan Pewarnaa Gram
No
Kode sampel
Bentuk
Warna
Keterangan
1.
A
Cekung
Merah muda
Batang
2.
B
Cekung
Merah Muda
Batang
Gambar 1: Hasil Pengamatan di Mikroskop
     
Gambar Sampel A                                               Gambar sampel B

B.     Pembahasan
Pengukuran dengan metode Lempeng (The Viable Plate Count). Pada metode ini dibuat seri pengenceran suspensi bakteri ataupun sampel yang kemudian ditanamkan pada media pertumbuhan padat yang sesuai. Prosedur pengenceran yang benar sangat berpengaruh pada keseluruhan proses perhitungan. Jumlah koloni yang dinyatalan dengan angka adalah yang berkisar antara 30-300 dan ada juga yang menyebutkan 25-250 koloni per cawan. Jika lebih dari 300 koloni, dinyatakan dengan TNTC (too numerous to count) atau TBUD (terlalu banyak untuk dihitung), dan jika kurang dari 30 dinyatakan dengan TFTC (too few to count) atau TSUD (terlalu sedikit untuk dihitung). Kelemahannya, membutuhkan waktu yang lama karena adanya proses inkubasi, menggunakan peralatan gelas yang banyak dan serta adanya faktor-faktor kesalahan yang sangat mungkin terjadi seperti kesalahan dalam penenceran, pipeting dan proses transfer. Dan keuntunganya adalah sederhana, mudah dan sensitive karena menggunakan coloni counter sebagai alat hitung dan dapat digunkan untuk menghitung mikroorganisme pada sampel makanan, air, ataupun tanah.
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh jumlah koloni bakteri pada botol sampel 10-1 – 10-5 semua dapat dihitung. Pada perlakuan 10-5 mempunyai jumlah koloni mikroba lebih banyak dari pada perlakuan media 10-2 -10-5 hal ini dapat terjadi di karenakan karena kemungkinan koloni mikroba yang ada pada perlakuan10-1 ini sedikit terkontaminasi,lantaran kurang pengenceran dengan teknik angka 8, percobaan yang dilakukan berrhasil karena percobaan pertama harus memiliki julah yang lebih banyak dibandingkan dengan percobaan selannjutnya.
Sebelum melakukan praktikum media agar maka harus di pastikan organisme pengamatan harus steril agar tidak terjadi kontaminasi dan mengganggu pertumbuhan mikroorganisme dan menurunkan kualitas hasil dari percobaan tersebut. Selain itu, supaya saat kita melakukan pengamatan, mikroba yang kita amati adalah benar-benar mikroba murni tanpa adanya kontaminan. Mikroba kontaminasi akan mendominasi media dan menyerap nutrisi yang ada pada media sehingga mikroba biakan akan mati. Isolasi suatu mikrobia adalah memisahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan. Isolasi harus diketahui cara-cara menanam dan menumbuhkan mikrobia pada medium biakan serta syarat-syarat lain untuk pertumbuhannya (Jutono, 1980). Memindahkan bakteri dari medium lama kedalam medium yang baru diperlukan ketelitian dan pengsterilan alat-alat yang digunakan, supaya dapat dihindari terjadinya kontaminasi. Pada pemindahan bakteri dicawan petri setelah agar baru, maka cawan petri tersebut harus dibalik, hal ini berfungsi untuk menghindari adanya tetesan air yang mungkin melekat pada dinding tutup cawan petri (Dwijoseputro, 1987)




KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Praktikum Mikrobiologi pada kali ini dapat disimpulkan bahwa praktikum yang berhasil karena jumlah koloni berurutan dari yang terbanyak pada Jenis bakteri pada perlakuan 10-1, dan berutan sampai dengan perlakuan ke 10-5, hal ini terjadi karena kehati-hatian dalam proses pembiakan dan strelesai pada alat yang sempuurna dilakukan pada saat praktikum. Berikut adalah urutan dari perlakuan yaitu 10-1 adalah 1.518, 10-2  adalah 1.485, 10-3 adalah 1.460, 10-4 adalah 1.207 dan 10-5  adalah 1.148,sedangkan untuk pewarnaan gram pada sampel A berbentuk cekung,sedangkan untuk sampel B berbentuk cekung
B. Saran
Pada saat melakukan praktikum, sebaiknya para pratikan betul-betul memperhatikan kesterilan setiap alat dan bahan yang akan digunakan agar mendapat hasil praktikum sesuai yang diharapkan. selain itu juga perlu adanya kelengkapan bahan yang memadai sehingga praktikum selanjutnya bisa sampai pada pewarnaan bakteri.






DAFTAR PUSTAKA
Amelia,G., R, et. al. 2005. Isolasi dan Pengujian Aktivasi Enzim Amilase dan Protease Mikroba dari Terasi Asal Kalimantan Timur. Bogor: Pusat Penelitian Biologi.
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-dasar Mikrobiologi.Jakarta: Djambatan.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Irianto, K. 2010. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid I. Bandung: Yrama Widya.
Pelczar, M.J. dan E.C.S. Chan.1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta UI Press.
Sandjaja, B. 1992. Isolasi dan Identifikasi Mikrobakteria. Jakarta: Widya Medika.















LAMPIRAN

LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. GAMBAR PROSES PENGENALAN ALAT

LAMPIRAN 2. GAMBAR MEMASUKKAN CAWAN PETRI KE AUTOCLAF




LAMPIRAN 3. GAMBAR MEMASAK MEDIA AGAR

LAMPIRAN 4. GAMBAR PENGECERAN MIKROBA






LAMPIRAN 5. PROSES PENGANCURAN MEDIA UDANG

LAMPIRAN 6. GAMBAR INDENTIFIKASI BAKTERI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar